Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan sosialisasi pencegahan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di SMP di daerah itu.
"Sosialisasi pencegahan sebaran DBD di lembaga sekolah cukup penting untuk memberikan edukasi langsung ke siswa SMP maupun guru pendidik," kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka Boy Yandra di Sungailiat, Rabu.
Dia mengatakan pelajar diberikan pemahaman cara melakukan pencegahan penularan DBD yang diakibatkan gigitan nyamuk betina Aedes aegypti di lingkungan rumah mereka masing-masing.
Mencegah ancaman penyakit DBD yang dianggap efektif yakni dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menggunakan metode 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas). Penggunaan kelambu saat tidur bagi ibu yang memiliki bayi atau balita juga harus dilakukan serta memastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah.
Boy Yandra berharap, siswa yang sudah mendapat pembekalan singkat pencegahan DBD dapat menjadi juru pemantau jentik (jumantik) bagi keluarga dan lingkungan sekitar.
"Siswa dituntut rutin melakukan pengawasan di lingkungan rumah minimal memantau kondisi kebersihan bak mandi satu minggu sekali, hasil pantauan tersebut dilaporkan di guru sekolah dengan dibuktikan foto," jelasnya.
Dia menilai siswa cukup tinggi antusias mengikuti edukasi pencegahan DBD baik di tingkat SLTA yang sebelumnya sudah dilakukan maupun sosialisasi yang sama bagi siswa SMP Negeri 2 Sungailiat.
Berdasarkan data perkembangan kasus DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, tercatat total kasus 206 pasien DBD tersebar di sejumlah wilayah kecamatan serta angka tertinggi dari total kasus tersebut berada di Kecamatan Sungailiat sebanyak 81 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022
"Sosialisasi pencegahan sebaran DBD di lembaga sekolah cukup penting untuk memberikan edukasi langsung ke siswa SMP maupun guru pendidik," kata Ketua HAKLI Kabupaten Bangka Boy Yandra di Sungailiat, Rabu.
Dia mengatakan pelajar diberikan pemahaman cara melakukan pencegahan penularan DBD yang diakibatkan gigitan nyamuk betina Aedes aegypti di lingkungan rumah mereka masing-masing.
Mencegah ancaman penyakit DBD yang dianggap efektif yakni dengan cara pemberantasan sarang nyamuk (PSN) menggunakan metode 3M Plus (menguras, menutup, mendaur ulang barang bekas). Penggunaan kelambu saat tidur bagi ibu yang memiliki bayi atau balita juga harus dilakukan serta memastikan tidak ada genangan air di sekitar rumah.
Boy Yandra berharap, siswa yang sudah mendapat pembekalan singkat pencegahan DBD dapat menjadi juru pemantau jentik (jumantik) bagi keluarga dan lingkungan sekitar.
"Siswa dituntut rutin melakukan pengawasan di lingkungan rumah minimal memantau kondisi kebersihan bak mandi satu minggu sekali, hasil pantauan tersebut dilaporkan di guru sekolah dengan dibuktikan foto," jelasnya.
Dia menilai siswa cukup tinggi antusias mengikuti edukasi pencegahan DBD baik di tingkat SLTA yang sebelumnya sudah dilakukan maupun sosialisasi yang sama bagi siswa SMP Negeri 2 Sungailiat.
Berdasarkan data perkembangan kasus DBD Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka, tercatat total kasus 206 pasien DBD tersebar di sejumlah wilayah kecamatan serta angka tertinggi dari total kasus tersebut berada di Kecamatan Sungailiat sebanyak 81 orang.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2022