Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung memantau stok berbagai bahan kebutuhan pokok dan barang penting lainnya di sejumlah depo yang ada di daerah itu.

"Pemantauan dan pembinaan kami lakukan bersama tim Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri dan Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting Kementerian Perdagangan RI untuk melengkapi penyediaan data serta informasi terkait harga bahan pokok dan barang penting," kata Kepala Bidang Pengendalian Perdagangan dan Perlindungan Konsumen Disperindag Babel Fadjri Djagahitam di Pangkalpinang, Sabtu.

Fadjri mengatakan, Disperindag Babel bersama Ditjen PDN Kemendag RI melakukan peninjauan ke tiga depo penyedia bahan pokok dan barang penting, yakni depo bahan bangunan, depo pupuk nonsubsidi dan depo pangkalan gas elpiji 3 kilogram dan 12 kilogram.

Peninjauan ini untuk melihat perbandingan harga yang nantinya akan dijadikan bahan untuk dimasukkan ke sistem pemantauan pasar dan kebutuhan pokok (SP2KP).

Dari sistem ini masyarakat dapat melihat langsung harga bahan pokok dan barang penting.

Selain itu dari peninjauan ini Direktorat Barang Kebutuhan Pokok dan Barang Penting dapat melakukan perumusan kebijakan untuk bahan pokok dan barang penting di daerah.

Hasil peninjauan ke tiga depo, untuk harga bahan bangunan seperti semen, paku, besi, cor dan kayu balok diakui harga lebih tinggi dari yang ditetapkan karena di Babel tidak ada distributor langsung.

Begitu juga untuk harga pupuk nonsubsidi, seperti Urea, ACL dan NPK sedikit lebih tinggi karena saat ini pupuk subsidi hanya boleh digunakan untuk tanaman hortikultura dan di Babel petani hortikultura sangat sedikit.

"Dan hasil tinjauan untuk harga elpiji 3 kilo dan 12 kilogram masih sesuai dengan standar yang ditetapkan pemerintah daerah," katanya.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023