Pengurus Kelenteng Kong Fuk Miao Mentok, Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyiapkan pertunjukan seni untuk memeriahkan Cap Go Meh atau hari terakhir perayaan Tahun Baru Imlek 2574 Kongzili yang jatuh pada Minggu (5/2).
"Sudah beberapa tahun ini kita tidak ada kegiatan kegiatan perayaan karena pandemi COVID-19, namun tahun ini kita mencoba lagi meskipun sederhana namun diharapkan bisa menambah suka cita masyarakat," kata pengurus Komunitas Heritage of Tionghoa Bangka (Hetika) Suwito Wu di Mentok, Sabtu.
Pentas seni yang akan dilaksanakan pada Minggu (5/2) mulai sekitar pukul 19.30 WIB tersebut akan diisi dengan beberapa seni tari tradisional Tionghoa dari para siswa SD dan SMP Santa Maria Mentok, kesenian Barongsai Bun Ciang dan pertunjukan Wushu oleh atlet Wushu Melvano dan Fardian.
Melvano merupakan atlet wushu asal Mentok yang beberapa kali meraih prestasi di kejuaraan tingkat regional, nasional, dan internasional. Prestasi tertinggi yang pernah diraih adalah juara dua pada dua kategori berbeda, yaitu jurus shaolin selatan dan shaolin utara pada Kejuaraan Bali Internasional Kungfu Championship 2018 di Bali.
Pada kejuaraan internasional tersebut Melvano bersaing bersama 738 atlet dari berbagai daerah dan negara, antara lain Ukraina, Norwegia, Belanda, Macau, Cina, dan Singapura.
Penampilan Melvano pada malam pentas seni di pelataran Kelenteng Kong Fuk Miao Mentok diharapkan bisa menambah kebahagiaan para pengunjung sekaligus membangkitkan semangat para muda untuk tekun merawat kebudayaan.
"Meskipun pentas seni kali ini dikemas dengan sederhana, namun kami ingin memberikan kegembiraan pada perayaan Cap Go Meh," kata Suwito.
Pertunjukan ini awal yang baik untuk menggerakkan anak-anak muda, terutama para muda keturunan Tionghoa di daerah itu, untuk bersama-sama merawat budaya yang ditinggalkan generasi terdahulu.
Ia mengatakan berdasarkan cerita para tua-tua di daerah itu pada masa sebelum Orde Baru saat Cap Go Meh suasana meriah, bahkan para warga bersama-sama menggelar pawai, menggotong miniatur tepekong keliling lorong pasar.
"Meskipun butuh perjuangan, keteguhan hati dan kerelaan, kami berharap ini bisa menjadi awal yang baik, semangat baru menuju ke arah sana," katanya.
Cap Go Meh dirayakan bertepatan dengan jatuhnya hari ke-15 setelah peringatan Tahun Baru Imlek yang menandakan berakhirnya rangkaian perayaan Imlek. Cap Go Meh sebagai penanda penutupan semua rangkaian Imlek dan warga kembali beraktivitas seperti biasa.
Perayaan Cap Goh Meh tradisi turun-temurun dilakukan sejak masa Dinasti Han (206 SM-221 M) hingga sekarang oleh warga keturunan Tionghoa.
Pada tahun ini, pengurus Kelenteng Kong Fuk Miao Mentok juga memasang sekitar 700 lampion di dalam lingkungan kelenteng dan di lorong kawasan pasar yang menambah kemeriahan perayaan Tahun Baru Imlek di ujung barat Pulau Bangka.
Lampion sebagai penanda kegembiraan dan harapan mendapatkan kesejahteraan juga menghiasi seluruh rumah warga keturunan di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Sudah beberapa tahun ini kita tidak ada kegiatan kegiatan perayaan karena pandemi COVID-19, namun tahun ini kita mencoba lagi meskipun sederhana namun diharapkan bisa menambah suka cita masyarakat," kata pengurus Komunitas Heritage of Tionghoa Bangka (Hetika) Suwito Wu di Mentok, Sabtu.
Pentas seni yang akan dilaksanakan pada Minggu (5/2) mulai sekitar pukul 19.30 WIB tersebut akan diisi dengan beberapa seni tari tradisional Tionghoa dari para siswa SD dan SMP Santa Maria Mentok, kesenian Barongsai Bun Ciang dan pertunjukan Wushu oleh atlet Wushu Melvano dan Fardian.
Melvano merupakan atlet wushu asal Mentok yang beberapa kali meraih prestasi di kejuaraan tingkat regional, nasional, dan internasional. Prestasi tertinggi yang pernah diraih adalah juara dua pada dua kategori berbeda, yaitu jurus shaolin selatan dan shaolin utara pada Kejuaraan Bali Internasional Kungfu Championship 2018 di Bali.
Pada kejuaraan internasional tersebut Melvano bersaing bersama 738 atlet dari berbagai daerah dan negara, antara lain Ukraina, Norwegia, Belanda, Macau, Cina, dan Singapura.
Penampilan Melvano pada malam pentas seni di pelataran Kelenteng Kong Fuk Miao Mentok diharapkan bisa menambah kebahagiaan para pengunjung sekaligus membangkitkan semangat para muda untuk tekun merawat kebudayaan.
"Meskipun pentas seni kali ini dikemas dengan sederhana, namun kami ingin memberikan kegembiraan pada perayaan Cap Go Meh," kata Suwito.
Pertunjukan ini awal yang baik untuk menggerakkan anak-anak muda, terutama para muda keturunan Tionghoa di daerah itu, untuk bersama-sama merawat budaya yang ditinggalkan generasi terdahulu.
Ia mengatakan berdasarkan cerita para tua-tua di daerah itu pada masa sebelum Orde Baru saat Cap Go Meh suasana meriah, bahkan para warga bersama-sama menggelar pawai, menggotong miniatur tepekong keliling lorong pasar.
"Meskipun butuh perjuangan, keteguhan hati dan kerelaan, kami berharap ini bisa menjadi awal yang baik, semangat baru menuju ke arah sana," katanya.
Cap Go Meh dirayakan bertepatan dengan jatuhnya hari ke-15 setelah peringatan Tahun Baru Imlek yang menandakan berakhirnya rangkaian perayaan Imlek. Cap Go Meh sebagai penanda penutupan semua rangkaian Imlek dan warga kembali beraktivitas seperti biasa.
Perayaan Cap Goh Meh tradisi turun-temurun dilakukan sejak masa Dinasti Han (206 SM-221 M) hingga sekarang oleh warga keturunan Tionghoa.
Pada tahun ini, pengurus Kelenteng Kong Fuk Miao Mentok juga memasang sekitar 700 lampion di dalam lingkungan kelenteng dan di lorong kawasan pasar yang menambah kemeriahan perayaan Tahun Baru Imlek di ujung barat Pulau Bangka.
Lampion sebagai penanda kegembiraan dan harapan mendapatkan kesejahteraan juga menghiasi seluruh rumah warga keturunan di daerah itu.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023