Warga Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggelar tradisi "nganggung" dalam memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam (SAW).
"Tradisi 'nganggung' merupakan jamuan makan bersama di masjid dimana masing-masing warga membawa makanan yang ditempatkan di dalam dulang," kata Pengurus Masjid Al Qurba Pangkalpinang, Yudi di Pangkalpinang, Sabtu malam.
Ia mengatakan nganggung sudah menjadi tradisi turun temurun yang digelar pada hari tertentu saja, di antaranya Lebaran Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
"Kami sendiri tidak tahu sejak kapan tradisi ini ada, namun yang pasti saya meneruskan apa yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan menurut saya ini kebiasaan baik yang mesti terus dilestarikan," kata Yudi.
Warga Kota Pangkalpinang, Safi'i mengatakan tradisi ini diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, ayat suci Al quran, ceramah agama dan kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.
"Ada kebiasaan bahwa makanan yang kami bawa dalam dulang tersebut harus habis atau tidak ada yang tersisa lalu dibawa pulang, maka kami sangat senang jika makanan yang kami bawa habis dimakan jamaah," ujarnya.
Pantauan di lapangan, ada keunikan dari kegiatan nganggung ini, yaitu makanan ditempatkan di dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji dan dulang tersebut hanya boleh dibawa kaum laki-laki ke masjid.
Semua dulang dijajarkan dengan rapi di dalam masjid, demikian juga para jamaah duduk bersila di depan dulangnya masing-masing.
Setelah diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Tradisi 'nganggung' merupakan jamuan makan bersama di masjid dimana masing-masing warga membawa makanan yang ditempatkan di dalam dulang," kata Pengurus Masjid Al Qurba Pangkalpinang, Yudi di Pangkalpinang, Sabtu malam.
Ia mengatakan nganggung sudah menjadi tradisi turun temurun yang digelar pada hari tertentu saja, di antaranya Lebaran Idul Fitri, Idul Adha, Maulid Nabi Muhammad SAW dan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW.
"Kami sendiri tidak tahu sejak kapan tradisi ini ada, namun yang pasti saya meneruskan apa yang sudah menjadi kebiasaan sejak lama dan menurut saya ini kebiasaan baik yang mesti terus dilestarikan," kata Yudi.
Warga Kota Pangkalpinang, Safi'i mengatakan tradisi ini diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, ayat suci Al quran, ceramah agama dan kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.
"Ada kebiasaan bahwa makanan yang kami bawa dalam dulang tersebut harus habis atau tidak ada yang tersisa lalu dibawa pulang, maka kami sangat senang jika makanan yang kami bawa habis dimakan jamaah," ujarnya.
Pantauan di lapangan, ada keunikan dari kegiatan nganggung ini, yaitu makanan ditempatkan di dalam dulang kemudian ditutup dengan tudung saji dan dulang tersebut hanya boleh dibawa kaum laki-laki ke masjid.
Semua dulang dijajarkan dengan rapi di dalam masjid, demikian juga para jamaah duduk bersila di depan dulangnya masing-masing.
Setelah diawali dengan doa dan bacaan salawat nabi, kemudian dulang dibuka secara serentak setelah dipersilahkan oleh imam masjid.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023