Mentok, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, memfasilitasi pelaksanaan tradisi warga penganut Agama Konghucu merayakan Sembahyang Rebut atau Chit Ngiat Pan yang diselenggarakan di sejumlah kelenteng di daerah itu.
"Ini merupakan kekayaan budaya yang ada di Bangka Barat dan perlu untuk terus dilestarikan sebagai salah satu bentuk keberagaman," kata Wakil Bupati Bangka Barat Bong Ming Ming di Mentok, Rabu.
Menurut dia, Pemkab Bangka Barat akan terus mendukung kegiatan Sembahyang Rebut karena kegiatan itu bagi umat Konghucu merupakan salah satu bentuk penghormatan kepada para leluhur dan Yang Maha Kuasa.
"Sembahyang rebut intinya adalah bagaimana umat manusia menghormati, merukunkan sesama, menghormati dewa-dewi dan arwah lewat persembahan berupa makanan-makanan pokok, rempah-rempah, sayur-sayuran serta hasil bumi lainnya. Ini adalah bentuk ungkapan terima kasih umat yang telah dianugerahi karunia olehNya," katanya.
Tradisi yang sudah ada ini menjadi salah satu aset budaya yang akan tetap dipertahankan dan bisa dikembangkan untuk menjadi wisata budaya yang ada di Kabupaten Bangka Barat.
"Pemerintah daerah mendukung penuh kegiatan ini kita juga akan terus memberikan dukungan bantuan dalam setiap penyelenggaraan kegiatan tradisi yang digelar warga," katanya.
Panitia pelaksana kegiatan Sembahyang Rebut Kelenteng Lay Ngok Desa Bakit, Jonni mengatakan perayaan Sembahyang Rebut dilaksanakan setiap tahun menurut kalender China sebagai bentuk penghormatan kepada leluhur.
"Perayaan Chit Ngiat Pan ini untuk menghormati arwah leluhur yang diadakan setiap tanggal 15 bulan 7 dalam penanggalan kalender China," katanya.
Peringatan tersebut juga bisa berfungsi sebagai media atau wadah untuk mengenalkan budaya dan tradisi umat Konghucu kepada masyarakat, serta menegaskan pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya warisan pendahulu untuk kemudian bisa diwariskan kepada generasi selanjutnya.*