Manggar, Babel (ANTARA) - Bupati Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Burhanudin mengajak warganya untuk menjaga kerukunan antarumat beragama.
"Jaga kerukunan, saling menghormati dan toleransi antar umat beragama," ujarnya saat menghadiri ritual Sembahyang Rebut umat Tionghoa di Manggar, Kamis.
Bupati mengatakan, toleransi antarumat beragama terus dipertahankan dan dikembangkan di tengah warga sebagai bentuk daerah yang memiliki keberagaman suku dan agama.
"Selama ini kita hidup berdampingan dan membaur dengan warga keturunan, sangat harmonis dan rukun dalam perbedaan," ujarnya.
Menurut dia, perbedaan bukan membuat masyarakat menjadi terbelah dan terkotak melainkan semakin kuat dan bersatu dalam perbedaan itu sendiri.
"Saya sangat mengapresiasi kepada warga keturunan Tionghoa, meskipun kalangan minoritas tetapi tetap menjadi bagian dari masyarakat yang memberikan kontribusi untuk daerah," ujarnya.
Seorang tokoh masyarakat Tionghoa Jimmy Tjong mengatakan, kehadiran kepala daerah dalam acara Sembahyang Rebut sebagai bentuk dukungan terhadap tradisi dan budaya yang dijalankan warga keturunan.
"Toleransi dan kerukunan hidup antarumat beragama di daerah ini sangat terjaga dengan baik, kita hidup berdampingan dengan suasana damai dan nyaman," kata Jimmy Tjong yang juga menjabat sebagai Ketua Kelenteng Dharma Suci Manggar.
Jimmy menjelaskan, bahwa Sembahyang Rebut sudah menjadi tradisi etnis Tionghoa. Sembahyang Rebut merupakan kegiatan ritual masyarakat Tionghoa yang dilaksanakan setiap tahun dan turun temurun yang dilaksanakan pada bulan ke 7 hari ke 15 penanggalan China. Di mana tahun ini bertepatan pada tanggal 29 Agustus 2023.
"Tujuan kita sembahyang untuk mendoakan leluhur yang sudah meninggal, seperti nenek, kakek, orangtua dan keluarga yang sudah meninggal," ujarnya.