Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, meminta warga di berbagai wilayah di Cianjur, waspada terhadap penularan penyakit kencing tikus atau dikenal dengan sebutan leptospirosis yang sedang mewabah di sejumlah wilayah Indonesia.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur, dr Frida Laila Yahya, di Cianjur Kamis, mengatakan meski belum ditemukan kasus penyakit tersebut menimpa warga Cianjur, namun warga diimbau menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
"Mulai dari kebersihan rumah dan lingkungan, terutama di area yang berpotensi menjadi sarang tikus. Warga juga diminta memakai sarung tangan saat berhadapan dengan hewan agar kulit terhindar dari kotoran hewan yang banyak mengandung bakteri penyebab penyakit," katanya.
Frida menjelaskan saat ini di Cianjur curah hujan masih tinggi, sehingga rawan terjadi penularan bakteri leptospirosis yang dapat menular melalui air atau genangan air, termasuk melalui hewan tikus.
Mereka yang terpapar penyakit tersebut akan merasakan sejumlah gejala seperti demam, mata merah, sakit kepala, panas dingin, nyeri otot, sakit perut, mual dan muntah, diare, kulit atau mata menguning dan ruam, bahkan dapat menyebabkan kematian.
"Bagi warga yang terjangkit dapat menghubungi pusat layanan kesehatan terdekat atau langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan medis. Namun hingga saat ini, kami belum mendapat laporan adanya warga yang terpapar kencing tikus," katanya.
Warga juga, kata dia, dapat menggunakan obat pembasmi tikus yang berkeliaran di lingkungan rumah atau perkampungan, sebagai upaya antisipasi mewabahnya penyakit kencing tikus. "Intinya tetap menjaga kebersihan dan segera melapor dan periksa ke pusat layanan kesehatan jika mengalami gejala," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kabupaten Cianjur, dr Frida Laila Yahya, di Cianjur Kamis, mengatakan meski belum ditemukan kasus penyakit tersebut menimpa warga Cianjur, namun warga diimbau menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
"Mulai dari kebersihan rumah dan lingkungan, terutama di area yang berpotensi menjadi sarang tikus. Warga juga diminta memakai sarung tangan saat berhadapan dengan hewan agar kulit terhindar dari kotoran hewan yang banyak mengandung bakteri penyebab penyakit," katanya.
Frida menjelaskan saat ini di Cianjur curah hujan masih tinggi, sehingga rawan terjadi penularan bakteri leptospirosis yang dapat menular melalui air atau genangan air, termasuk melalui hewan tikus.
Mereka yang terpapar penyakit tersebut akan merasakan sejumlah gejala seperti demam, mata merah, sakit kepala, panas dingin, nyeri otot, sakit perut, mual dan muntah, diare, kulit atau mata menguning dan ruam, bahkan dapat menyebabkan kematian.
"Bagi warga yang terjangkit dapat menghubungi pusat layanan kesehatan terdekat atau langsung ke rumah sakit untuk mendapatkan pelayanan medis. Namun hingga saat ini, kami belum mendapat laporan adanya warga yang terpapar kencing tikus," katanya.
Warga juga, kata dia, dapat menggunakan obat pembasmi tikus yang berkeliaran di lingkungan rumah atau perkampungan, sebagai upaya antisipasi mewabahnya penyakit kencing tikus. "Intinya tetap menjaga kebersihan dan segera melapor dan periksa ke pusat layanan kesehatan jika mengalami gejala," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023