Antara 1.500 sampai 3.000 warga Palestina telah meninggalkan rumah mereka di kamp pengungsi di Jenin di tengah berlangsungnya operasi militer Israel di kota tersebut, menurut militer Israel, Selasa.

Pada Senin (3/7) pasukan Israel meluncurkan operasi militer mereka di Kota Jenin, yang merupakan operasi terbesar dalam waktu lebih dari 20 tahun.

Sedikitnya 10 warga Palestina tewas dan lebih dari 100 orang lainnya terluka dalam penyerbuan tersebut, menurut Kementerian Kesehatan Palestina.

Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengklaim bahwa warga Palestina diperbolehkan meninggalkan rumah mereka di Jenin tanpa paksaan.

Baca juga: Buntut penyerbuan Jenin, Pelestina hentikan koordinasi dengan Israel

Baca juga: Serangan Israel di Jenin Pelanggaran nyata hukum internasional

"Siapa pun yang ingin meninggalkan kamp pengungsi, silakan," kata Hagari dalam pernyataan yang dikutip lembaga penyiar KAN.

Hagari menyebutkan bahwa 120 warga Palestina ditangkap di kamp pengungsi Jenin selama operasi tersebut.

Menurut perkiraan militer Israel, ada sekitar 350 pria Palestina bersenjata di kamp tersebut.

Operasi militer Israel di Jenin berlangsung saat ketegangan di seluruh wilayah pendudukan Tepi Barat memuncak dalam beberapa bulan terakhir di tengah kegencaran penyerbuan Israel terhadap kota-kota Palestina.

Menurut Kemenkes Palestina, hampir 190 warga Palestina tewas di tangan pasukan Israel sejak awal tahun ini. Sementara, sedikitnya 25 warga Israel juga tewas di berbagai serangan selama periode yang sama.

Sumber: Anadolu

Pewarta: Asri Mayang Sari

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023