Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) akan mengembangkan tanaman sagu di 176.144 hektare lahan kritis bekas penambangan bijih timah untuk mendukung ketahanan pangan dan Net Zero 2060.
"Lahan kritis ini nantinya akan kami gunakan untuk penanaman sagu," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu, di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan luas lahan kritis dan sangat kritis di Provinsi Kepulauan Babel mencapai 176.144 hektare tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur.
"Kami sangat senang adanya kunjungan kerja Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko yang telah mencanangkan sejuta penanaman sagu di Provinsi Kepulauan Babel," ujarnya.
Menurut dia, pencanangan sejuta pohon sagu ini merupakan langkah awal Pemprov Kepulauan Babel dalam mengembangkan tanaman sagu di lahan-lahan bekas penambangan bijih timah ini.
"Melalui program reklamasi lahan bekas tambang ini, kami akan mengembangkan tanaman sagu ini guna mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional," katanya lagi.
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengatakan dunia saat ini sedang menghadapi tiga isu besar, yakni krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial global. Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada fenomena alam yang dapat mengganggu ketahanan pangan.
"Kita harus mencari alternatif baru di sektor pangan. Saya melihat potensi sagu di beberapa daerah di Indonesia sangat baik termasuk di Bangka Belitung. Kita ini memiliki pertumbuhan sagu 90 persen di dunia, tapi kita jadi negara eksportir keempat di dunia, Ini kan aneh," kata Moeldoko.
Ia menantang masyarakat Babel untuk mulai menanam sagu sebagai pangan alternatif yang bisa tumbuh dalam berbagai situasi cuaca.
"Sagu sebuah alternatif yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditas alternatif pangan Indonesia, karena sagu ini pangan berkelanjutan dan menuju zero emisi 2060. Sagu ini kelebihan mau musim kering dan basah tumbuh juga. Saya mengajak mari kita bergerak semua," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Lahan kritis ini nantinya akan kami gunakan untuk penanaman sagu," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Suganda Pandapotan Pasaribu, di Pangkalpinang, Rabu.
Ia mengatakan luas lahan kritis dan sangat kritis di Provinsi Kepulauan Babel mencapai 176.144 hektare tersebar di Kota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Barat, Bangka Tengah, Bangka Selatan, Belitung, dan Belitung Timur.
"Kami sangat senang adanya kunjungan kerja Kepala Staf Kepresidenan Republik Indonesia Moeldoko yang telah mencanangkan sejuta penanaman sagu di Provinsi Kepulauan Babel," ujarnya.
Menurut dia, pencanangan sejuta pohon sagu ini merupakan langkah awal Pemprov Kepulauan Babel dalam mengembangkan tanaman sagu di lahan-lahan bekas penambangan bijih timah ini.
"Melalui program reklamasi lahan bekas tambang ini, kami akan mengembangkan tanaman sagu ini guna mendukung ketahanan pangan daerah dan nasional," katanya lagi.
Kepala Staf Kepresidenan RI Moeldoko mengatakan dunia saat ini sedang menghadapi tiga isu besar, yakni krisis pangan, krisis energi, dan krisis finansial global. Selain itu, Indonesia juga dihadapkan pada fenomena alam yang dapat mengganggu ketahanan pangan.
"Kita harus mencari alternatif baru di sektor pangan. Saya melihat potensi sagu di beberapa daerah di Indonesia sangat baik termasuk di Bangka Belitung. Kita ini memiliki pertumbuhan sagu 90 persen di dunia, tapi kita jadi negara eksportir keempat di dunia, Ini kan aneh," kata Moeldoko.
Ia menantang masyarakat Babel untuk mulai menanam sagu sebagai pangan alternatif yang bisa tumbuh dalam berbagai situasi cuaca.
"Sagu sebuah alternatif yang baik untuk dikembangkan sebagai komoditas alternatif pangan Indonesia, karena sagu ini pangan berkelanjutan dan menuju zero emisi 2060. Sagu ini kelebihan mau musim kering dan basah tumbuh juga. Saya mengajak mari kita bergerak semua," katanya lagi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023