Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mulai menciptakan produk makanan cumi asam dalam bentuk kemasan kaleng.
"Ini inovasi terbaru dan kita baru memulai menciptakan dan mengembangkannya," kata Kepala Dinas Perikanan Bangka Tengah Imam Soehadi di Koba, Jumat.
Imam mengatakan bahwa sebelumnya para UMKM di daerah itu sudah berhasil menciptakan produk lempang kuning ikan dalam kemasan dengan daya tahan mencapai tiga bulan.
"Produk cumi asam dalam kemasan kaleng ini merupakan varian kedua yang akan kita produksi, setelah sebelumnya kita memproduksi ikan lempah kuning dalam kaleng yang sudah memiliki branding sendiri," ujarnya.
Ia mengatakan, cumi asam merupakan produk dalam kemasan yang nanti bisa dinikmati kapan dan dimana saja.
"Menciptakan produk cumi dalam kemasan kaleng ini melihat dari produksi cumi selama tiga tahun terakhir mampu memberikan kontribusi 8 hingga 12 persen peningkatan hasil tangkapan nelayan di daerah ini," katanya.
Ia mengatakan, dalam tiga tahun terakhir tercatat hasil tangkapan cumi meningkat sebanyak 8 sampai 12 persen dan bahkan pada 2022 produksi cumi mencapai 2.664 ton.
"Ada peningkatan yang signifikan bila di bandingkan pada 2020 yang hanya sebesar 335 ton sehingga berpotensi untuk dikembangkan," ujarnya.
Imam mengatakan, cumi merupakan komoditas ekspor cukup potensial untuk dikembangkan.
"Kami terbuka apabila ada investor yang ingin berinvestasi di bidang penangkapan cumi ini karena produksi cumi di laut Bangka Tengah tergolong tinggi," katanya.
Ia berharap dengan terus meningkatnya produksi cumi di Bangka Tengah dapat berdampak terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat nelayan.
"Semoga ini bisa memberikan nilai positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan dan para pelaku UMKM," demikian Imam Soehadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Ini inovasi terbaru dan kita baru memulai menciptakan dan mengembangkannya," kata Kepala Dinas Perikanan Bangka Tengah Imam Soehadi di Koba, Jumat.
Imam mengatakan bahwa sebelumnya para UMKM di daerah itu sudah berhasil menciptakan produk lempang kuning ikan dalam kemasan dengan daya tahan mencapai tiga bulan.
"Produk cumi asam dalam kemasan kaleng ini merupakan varian kedua yang akan kita produksi, setelah sebelumnya kita memproduksi ikan lempah kuning dalam kaleng yang sudah memiliki branding sendiri," ujarnya.
Ia mengatakan, cumi asam merupakan produk dalam kemasan yang nanti bisa dinikmati kapan dan dimana saja.
"Menciptakan produk cumi dalam kemasan kaleng ini melihat dari produksi cumi selama tiga tahun terakhir mampu memberikan kontribusi 8 hingga 12 persen peningkatan hasil tangkapan nelayan di daerah ini," katanya.
Ia mengatakan, dalam tiga tahun terakhir tercatat hasil tangkapan cumi meningkat sebanyak 8 sampai 12 persen dan bahkan pada 2022 produksi cumi mencapai 2.664 ton.
"Ada peningkatan yang signifikan bila di bandingkan pada 2020 yang hanya sebesar 335 ton sehingga berpotensi untuk dikembangkan," ujarnya.
Imam mengatakan, cumi merupakan komoditas ekspor cukup potensial untuk dikembangkan.
"Kami terbuka apabila ada investor yang ingin berinvestasi di bidang penangkapan cumi ini karena produksi cumi di laut Bangka Tengah tergolong tinggi," katanya.
Ia berharap dengan terus meningkatnya produksi cumi di Bangka Tengah dapat berdampak terhadap ekonomi dan kesejahteraan masyarakat nelayan.
"Semoga ini bisa memberikan nilai positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat nelayan dan para pelaku UMKM," demikian Imam Soehadi.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023