Inspektorat Jenderal Kementan Jan Samuel Maringka mendorong Pemerintah Daerah Kepulauan Bangka Belitung untuk memanfaatkan bekas penambangan timah sebagai embung pertanian guna mengantisipasi kekeringan dampak el nino.

"Penambangan timah ini meninggal lubang-lubang besar dan ini justru bisa dimanfaatkan sebagai embung pertanian," kata Jan Samuel Maringka usai Rapat Koordinasi Pengawasan Ketahanan Pangan Provinsi Babel di Pangkalpinang, Rabu (27/9).

Ia menyatakan untuk menjadikan bekas penambangan bijih timah sebagai embung pertanian tentunya membutuhkan treatment khusus, agar air di bekas tambang ini bisa dimanfaatkan untuk pengairan lahan pertanian.

"Seharusnya seperti itu, agar kekeringan pertanian dampak el nino ini dapat diatasi dengan memanfaatkan air di lubang-lubang bekas penambangan bijih timah ini," katanya.

Ia mengapresiasi sinergitas dan komitmen Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang terus mengembangkan pertanian untuk meningkatkan ketahanan pangan masyarakat.

Luas Baku Sawah (LBS) di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencapai 22.402 hektare dan Luas Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B) Kepulauan Babel 20.227 hektare.

Sementara itu, produksi padi di Provinsi Kepulauan Babel pada 2020 mencapai 57.324,32 ton, 2021 sebanyak 70.496,25 ton dan produksi padi 2022 sebanyak 62.641,49 ton.

"Kami berharap dengan pemanfaatan bekas tambang ini dapat mengatasi kekeringan dan gagal panen pangan selama musim kemarau serta dampak el nino tahun ini," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Joko Susilo


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023