Bangka Selatan (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melakukan penanaman pohon kaliandra dan akasia dengan luas tanam 119 hektare di lahan bekas penambangan bijih timah Desa Payung, Kabupaten Bangka Selatan, guna menghijaukan kembali lahan kritis di daerah itu.
“Inilah yang kita harapkan bersama, pembangunan berkelanjutan atas keberlangsungan hidup," kata Penjabat Gubernur Kepulauan Babel Sugito saat penanaman pohon di Desa Payung, Selasa.
Ia mengatakan dalam menghijaukan lahan bekas tambang kritis yang menjadi masalah lingkungan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, maka dilakukan penanaman ribuan bibit kaliandra dan akasia sebagai rangkaian menyukseskan Semangat Menanam Rakyat Bangka Belitung "Semarak Babel" di lokasi Izin Usaha Pengelolaan (IUP) Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Koperasi Serba Usaha Mandiri Bina Pribumi Sejahtera di Desa Payung Kabupaten Bangka Selatan.
“Lingkungan ini menjadi penting, karena hidup kita bergantung atas keberlangsungan lingkungan tersebut. Kalau kita merawat lingkungan, maka lingkungan juga merawat kita,” katanya.
Ia menyatakan penanaman pohon ini sejalan dengan salah satu visi Presiden Prabowo yang tertuang dalam ‘Asta visi’, yaitu medorong kemandirian bangsa melalui swasembada pangan, energi, air, ekonomi kreatif, ekonomi hijau dan ekonomi biru.
Melalui visi ini juga Kementerian Kehutanan juga menuangkan dalam salah satu program kerja kementerian, yaitu hutan sebagai sumber swasembada pangan, yang akan dijalankan melalui kegiatan food estate, dan perhutanan sosial.
"Penanaman ini perdana dilakukan, Kemitraan PT Bumi Andalas Permai dengan Koperasi Serba Usaha Mandiri Bina Pribumi Sejahtera Desa Payung di lahan dengan luas tanam 119 hektare," katanya.
Menurut dia pohon kaliandra diharapkan bisa menjadi pengganti batu bara sebagai swasembada energi. Pohon akasia bermanfaat untuk mengembalikan kondisi tanah, karena dapat meningkatkan kesuburan tanah.
“Semoga sinergi yang kita lakukan bersama saat ini dampaknya bisa dirasakan masyarakat. Kita harap dari perhutanan sosial, masyarakat aktif menjadi penerima manfaat, sehingga hutan tidak hanya dijaga, tapi memberikan manfaat sebagai ekonomi dan sosial,” katanya.