Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah V Jambi dan Kepulauan Bangka Belitung memfasilitasi upaya pemajuan kebudayaan dengan menggelar pameran foto manuskrip dan naskah kuno Bangka di Mentok, Kabupaten Bangka Barat.

"Kegiatan yang difasilitasi Balai Pelestarian Kebudayaan jambi ini akan kami laksanakan selama empat hari mulai Minggu (26/11) di gedung Perpustakaan Daerah Kabupaten Bangka Barat," kata pegiat literasi dan pemerhati sejarah Suryan Masrin di Mentok, Sabtu.

Ia mengatakan Pulau Bangka, sebagai bagian integral dari Indonesia, memiliki warisan sejarah yang begitu kaya dan sejumlah manuskrip yang selama ini ditemukan di daerah itu menyimpan kisah-kisah berharga tentang perjalanan zaman, perkembangan budaya, dan interaksi dengan berbagai peradaban.

"Sayangnya, seiring dengan perkembangan teknologi dan perubahan gaya hidup, kekayaan sejarah ini terancam terlupakan dan terabaikan. Oleh karena itu, kami merasa penting untuk mengadakan pameran manuskrip dan naskah kuno guna menghidupkan kembali warisan berharga ini," katanya.

Ia menjelaskan, jejak literasi di Pulau Bangka dalam manuskrip sudah terdeteksi dimulai abad 19, yakni tahun 1861 adalah menjadi kali pertama, manuskrip ini berisi tentang informasi sejarah Pulau Bangka, tata pemerintahan, termasuk juga Islamisasi di dalamnya. Literasi manuskrip ini berlaku hingga sampai abad 21.

Pada kenyataannya, kata dia, keberadaan manuskrip di Pulau Bangka belum banyak diketahui masyarakat secara umum, bahkan keluarga pewaris atau penyimpan sekali pun.

Menurut dia, hal ini terjadi karena kekeramatan benda tersebut yang oleh pemilik sebelumnya hanya dititipkan untuk dijaga dan disimpan, selain itu juga karena pemahaman orang Bangka terlalu dini, sehingga hal-hal yang berhubungan dengan tulisan Arab dan atau lainnya dianggap mengandung musibah sehingga ada yang dibakar, dihanyutkan dan dibuang.

"Kami ingin melalui pameran dengan tema "bekinjak" ini bisa mengenalkan, mengungkap dan menceritakan manuskrip dan naskah kuno yang ada sehingga masyarakat mengenal budaya yang ada di daerahnya sendiri," katanya.

Terkait dengan tema "bekinjak", kata lokal yang sering digunakan masyarakat Melayu Jerieng Pulau Bangka ini bermakna bercanda, bersenda gurau atau main-main.


"Kami ingin menyajikan sebuah kisah dan jejak sejarah dengan penuh kegembiraan agar mudah dipahami dan dekat dengan masyarakat," katanya.

Dalam pameran ini akan menyaksikan keindahan dan kearifan lokal yang terpatri dalam setiap tulisan dan gambar.

"Ini salah satu upaya nyata kita untuk merangkul sejarah, menghormati para pendahulu, dan mewariskan kekayaan ini kepada generasi yang akan datang. Kami akan sajikan informasi seputar manuskrip dan arsip kuno yang ada di Pulau Bangka khususnya di wilayah Bangka Barat, kami harapkan bisa bermanfaat dalam upaya pemajuan kebudayaan kita," katanya.

selain memamerkan foto manuskrip dan arsip kuno, kegiatan itu juga akan dilengkapi dengan penampilan Hikayat Amang Ikak oleh Ihsan Mokoginta Dasin dan dilanjutkan dengan diskusi manuskrip dan arsip kuno bersama Tengku Sayyid Deqy dan Suryan Masrin.

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023