Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat sejak Januari hingga November 2023, tercatat sebanyak 178 kasus kebakaran hutan dan lahan (karhutla).

"Selama musim kemarau, atau eejak Januari hingga November 2023 tercatat 178 kasus karhutla yang sudah kami tangani yang tersebar pada seluruh atau enam kecamatan," kata Kepala BPBD Bangka Tengah Yudhi Sabara di Koba, Sabtu.
 

Ia menjelaskan, ada sekitar ratusan hektare hutan kosong dan kebun warga yang rusak terbakar selama musim kemarau berlangsung.

"Saat ini kita sudah memasuki musim hujan, peralihan musim mesti kita waspadai karena berpotensi terjadi bencana alam banjir, angin kencang dan banjir rob," ujarnya.

"Saat ini perubahan iklim yang terjadi di dunia secara nyata juga memicu peningkatan potensi kejadian bencana alam," kata Yudhi.

Pihaknya juga mencatat hingga November 2023 terdata sebanyak empat kejadian banjir dan 11 bencana alam angin kencang yang merusak sejumlah rumah warga.
 

"Perubahan iklim terbukti meningkatkan frekuensi kejadian bencana dengan sangat drastis dan lebih ekstrem," ujarnya.

Yudhi mengatakan, saat ini sudah memasuki musim pancaroba atau masa dimana terjadinya musim dari kemarau menjadi musim penghujan dan sebaliknya.

"Saat ini masa peralihan telah tiba, kalau kemarin kita sudah melewati hawa panas berkepanjangan, sekarang sudah mulai memasuki musim penghujan," ujarnya.

Warga diminta untuk lebih waspada, terutama mereka yang bermukim di kawasan pesisir karena berpotensi terjadinya angin kencang dan banjir rob.

"Warga kami minta lebih waspada menghadapi cuaca ekstrem, karena angin kencang berpotensi terjadi di beberapa titik," ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023