Koba, Babel (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengimbau nelayan tradisional mewaspadai kondisi cuaca ekstrem saat melaut.
“Beberapa kecelakaan di laut rata-rata dipicu kondisi cuaca ekstrem, maka kami mengingatkan nelayan agar lebih berhati-hati demi keselamatan,” kata Kepala BPBD Bangka Tengah Yudhi Sabara di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, cuaca ekstrem sulit diprediksi sehingga nelayan harus lebih jeli melihat kondisi lapangan serta rajin memantau prakiraan cuaca dari BMKG.
“Selain itu, saat melaut pastikan membawa perlengkapan keselamatan, seperti pelampung, sebagai langkah antisipasi bila terjadi cuaca buruk,” ujarnya.
Berdasarkan data Dinas Perikanan Kabupaten Bangka Tengah, jumlah nelayan di daerah tersebut mencapai 3.588 orang.
Sebagian besar dari mereka menangkap ikan secara tradisional dan menggunakan peralatan sederhana. Perahu yang dipakai nelayan tradisional tersebut belum selalu memadai menghadapi gelombang tinggi dan angin kencang.
“Dengan kondisi demikian, mereka berisiko saat menghadapi cuaca buruk di laut,” kata Yudhi.
Ia mengatakan, pemerintah daerah secara rutin melakukan sosialisasi dan pelatihan tanggap darurat kepada nelayan guna meningkatkan kesadaran dan kesiapan menghadapi potensi bencana di laut.
Selain itu, BPBD bekerja sama dengan Dinas Perikanan setempat untuk memperluas akses informasi cuaca melalui kelompok nelayan dan radio komunikasi agar peringatan dini cepat tersampaikan.
“Harapan kami, dengan adanya langkah pencegahan ini, angka kecelakaan laut bisa ditekan dan aktivitas melaut nelayan tetap aman dan produktif,” ujarnya.
