Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (HAKLI) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Boy Yandra mengingatkan masyarakat di daerah itu untuk mewaspadai penyebaran penyakit yang terjadi saat peralihan musim dari panas ke musim penghujan.
"Penyebaran penyakit saat peralihan musim sangat berpotensi terjadi terutama jenis penyakit demam berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti," kata Boy Yandra dalam keterangan, Rabu.
Jenis nyamuk Aedes akan berkembangbiak pada air yang tergenang dan tidak beralaskan tanah dengan produksi telur mencapai 100 sampai 200 telur setiap kali bertelur.
"Masyarakat harus melakukan pencegahan penyebaran atau gigitan Aedes dengan cara mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan kelambu," jelasnya.
Kondisi lingkungan di sekitar rumah kata dia, harus benar - benar dipastikan bersih atau melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), karena jentik nyamuk Aedes Aegypti akan bersarang di tempat genangan air yang selama musim panas dalam kondisi kering.
"Dengan melakukan PSN baik di lingkungan rumah dan perkantoran, diharapkan dapat memusnahkan perindukan nyamuk penyebab demam berdarah" katanya.
Boy Yandra mengingatkan masyarakat supaya tidak menggantungkan pakaian dalam rumah atau kamar, pakai yang dijemur hendaknya dilakukan di luar rumah.
"Fase nyamuk demam berdarah menggigit manusia pukul 06.00-08.00 WIB, dan pukul 15.00 sampai 18.00 WIB," ujarnya.
Berdasarkan data, jumlah kasus DBD di Kabupaten Bangka sampai akhir Oktober 2023 sebanyak 59 kasus.
HAKLI Kabupaten Bangka bekerjasama dengan sejumlah lembaga sekolah tingkat pertama dan atas, melakukan sosialisasi tenaga juru pemantau jentik (Jumantik) yang direkrut dari siswa di sekolah.
"Siswa yang terlibat dalam juru pemantau jentik, setiap hari Senin melapor ke guru kelas perkembangan pemantauan di lapangan apakah ditemukan jentik nyamuk atau tidak," kata Boy Yandra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023
"Penyebaran penyakit saat peralihan musim sangat berpotensi terjadi terutama jenis penyakit demam berdarah Dengue (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti," kata Boy Yandra dalam keterangan, Rabu.
Jenis nyamuk Aedes akan berkembangbiak pada air yang tergenang dan tidak beralaskan tanah dengan produksi telur mencapai 100 sampai 200 telur setiap kali bertelur.
"Masyarakat harus melakukan pencegahan penyebaran atau gigitan Aedes dengan cara mengubur barang bekas yang dapat menampung air, menutup tempat penampungan air, menguras bak mandi, menaburkan bubuk abate di tempat penampungan air yang sulit dibersihkan, menggunakan kelambu," jelasnya.
Kondisi lingkungan di sekitar rumah kata dia, harus benar - benar dipastikan bersih atau melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), karena jentik nyamuk Aedes Aegypti akan bersarang di tempat genangan air yang selama musim panas dalam kondisi kering.
"Dengan melakukan PSN baik di lingkungan rumah dan perkantoran, diharapkan dapat memusnahkan perindukan nyamuk penyebab demam berdarah" katanya.
Boy Yandra mengingatkan masyarakat supaya tidak menggantungkan pakaian dalam rumah atau kamar, pakai yang dijemur hendaknya dilakukan di luar rumah.
"Fase nyamuk demam berdarah menggigit manusia pukul 06.00-08.00 WIB, dan pukul 15.00 sampai 18.00 WIB," ujarnya.
Berdasarkan data, jumlah kasus DBD di Kabupaten Bangka sampai akhir Oktober 2023 sebanyak 59 kasus.
HAKLI Kabupaten Bangka bekerjasama dengan sejumlah lembaga sekolah tingkat pertama dan atas, melakukan sosialisasi tenaga juru pemantau jentik (Jumantik) yang direkrut dari siswa di sekolah.
"Siswa yang terlibat dalam juru pemantau jentik, setiap hari Senin melapor ke guru kelas perkembangan pemantauan di lapangan apakah ditemukan jentik nyamuk atau tidak," kata Boy Yandra.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2023