Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) kembali melaksanakan Penanaman Pohon Serentak di seluruh wilayah Indonesia pada tanggal 14 Januari 2024 yang dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Bapak Ma’ruf Amin di Serang, Provinsi Banten dan terhubung melalui video conference dengan seluruh Provinsi. 

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Siti Nurbaya dalam keterangan rilis yang diterima di Pangkalpinang, Minggu (14/1), mengatakan, kegiatan ini langkah nyata untuk mengatasi perubahan iklim, pemulihan kualitas lingkungan hidup dan mendukung percepatan rehabilitasi hutan dan lahan, 

Kegiatan ini juga menjadi rangkaian dari agenda penanaman serentak yang telah dilaksanakan tanggal 30 Desember 2023, dan akan dilanjutkan dengan penanaman pada bulan Februari sampai April 2024. 

Lokasi tanam adalah pada areal terbuka atauruang terbuka hijau, lahan yang perlu dipulihkan, areal lingkungan/halaman sekolah, areal fasilitas umum atau memperluas/melanjutkan penanaman pada lokasi penanaman sebelumnya. Melalui partisipasi  aktif masyarakat dan pihak terkait di seluruh wilayah.

Bibit pohon yang ditanam adalah jenis-jenis yang sesuai dengan kondisi agroklimat setempat, berupa bibit kayu-kayuan, penghasil Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK), buah-buahan, dan jenis multi-purpose tree species (MPTS) yang bibitnya bisa didapatkan dari persemaian-persemaian KLHK yang tersebar di seluruh Indonesia, baik yang berasal dari pusat-pusat persemaian skala besar, persemaian permanen maupun pembibitan lainnya.

Menanam pohon bukan hanya memiliki fungsi ekonomi, namun juga memiliki fungsi sosial dengan memberikan nilai edukatif sebagai tempat berkumpul yang nyaman dan tempat tinggal bagi manusia serta fungsi ekologis sebagai penghasil oksigen, pengikat sedimen, menjaga ketersediaan air dan sebagai habitat berbagai makhluk hidup dan sebagainya. 

"Selain itu pohon juga memiliki kemampuan menyerap karbon yang cukup efektif sehingga mampu menahan dampak laju perubahan iklim, sebagai bagian dari komitmen untuk menurunkan emisi dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya melalui Indonesia’s FoLU Net Sink 2030," ujarnya.

Dampak perubahan iklim yang telah nyata kita rasakan di tingkat tapak, regional dan global antara lain, pertama, keterlambatan musim tanam, gagal panen, meningkatnya wabah dan hama tanaman serta penurunan produktivitas tanaman; kedua, meningkatnya tinggi permukaan air laut dan hilangnya daratan; ketiga, meningkatkan kejadian bencana hidrometeorologis; dan keempat, meningkatkan ancaman hilangnya keanekaragaman hayati. 

"Menanam pohon adalah ibadah yang menjadi kebaikan serta  memberi manfaat untuk alam dan makhluk lainnya. Maka teruslah menanam dan memelihara pohon karena semua perbuatan akan mendapat balasan di dunia dan akhirat," tutupnya.

Pewarta: Elza Elvia

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024