Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengoptimalkan pembinaan rumah pangan desa dan kelurahan, sebagai bentuk dukungan untuk membantu pemerintah daerah dalam menekan stunting.

"Kita berharap optimalisasi rumah pangan desa ini dapat lebih memenuhi kebutuhan pangan bergizi ibu hamil dan anak," kata Penjabat Ketua TP PKK Provinsi Kepulauan Babel Safriati Safrizal di Pangkalpinang, Sabtu.

Ia mengatakan dalam mengoptimalkan program rumah pangan desa ini, TP PKK Kepulauan Bangka Belitung bersinergi dengan Pemprov Kepulauan Babel melakukan pembinaan dan bantuan bibit tanaman serta pupuk kepada rumah tangga kurang mampu, agar mereka bisa memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk bertanam beraneka tanaman sayur mayur.

"Kita kemarin telah mengunjungi Rumah Pangan Desa Rebo Kabupaten Bangka dan diharapkan rumah pangan ini menjadi solusi untuk mengentaskan angka stunting di daerah ini," katanya.

Ia mengatakan dalam kunjungan ke Rumah Pangan Desa Rebo ini, TP PKK Babel juga memberikan edukasi kepada ibu-ibu hamil dan keluarga stunting untuk lebih kreatif memberikan asupan makanan bergizi kepada balita dan anak-anaknya.

Selain itu, TP PKK juga menggaungkan gerakan menanam tanaman sayur, cabai dan obat-obatan dengan memanfaatkan pekarangan rumahnya, guna meningkatkan ketahanan pangan dan perekonomian keluarganya.

"Kita memiliki Program Dasawisma yang memiliki akses langsung ke rumah tangga dalam mendata dan mengintervensi kasus stunting di tempat masing masing," katanya.

Menurut dia salah satu strategi pemerintah dalam mengentaskan stunting, yakni melakukan pemenuhan gizi ibu hamil maupun anak. Pemenuhan gizi itu, dapat diperoleh dari asupan makanan yang bersumber dari pangan yang ada di sekitar lingkungan.

"Untuk itulah, pemerintah terus menggaungkan gerakan tanam, khususnya dengan memanfaatkan halaman rumah maupun kantor-kantor, seperti yang dilakukan oleh Desa Rebo, melalui Teras Pangan Kelompok Teratai," ujarnya.

Kepala Desa Rebo Rudy Salim mengungkapkan jumlah anak stunting di desanya terus berkurang. Dari 21 anak yang terkena stunting pada 2022 berkurang menjadi 7 orang pada 2023.

"Tentunya ini berkat bantuan dan kerja sama dari segala lini, khususnya Kader PKK, Posyandu hingga instansi terkait. Yang pasti kita berharap, jumlah anak yang terkena stunting ini terus menurun hingga 0," ujarnya.
 

Pewarta: Aprionis

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024