Bagi jang boeta-hoeroef dalam pemilihan oemoem.

Berhoeboeng dengan interview St.Makmoer dari Kantor Pemilihan Poesat tentang pemilihan oemoem oentoek konstituante, atas pertanjaan "Antara" lebih djaoeh, mengapa tidak dipakai "gambar orang" (foto) oentoek dipilih oleh pemilih boeta hoeroef, St.Makmoer menerangkan seperti berikoet:

Memang dikalangan KPP tadinja dipertimbangkan oentoek memakai foto orang, jang mewakili partai/organisasi. Foto ini diambil dari foto tjalon pertama jang ditjantoemkan dalam daftar tjalon partai/organisasi. Foto jang dipilih oleh pemilih boeta hoeroef berarti seloeroeh tjalon partai/organisasi terpilih. Tapi tjara ini dapat membawa akibat jang tidak diinginkan. Misalnja Kepala Negara menjadi anggota salah satoe partai dan namanja ditjantoemkan sebagai tjalon pertama dalam daftar tjalon partai terseboet, sehingga namanja tertjantoem poela dalam soerat-pemoengoetan-suara (stembiljet) oentoek pemilih boeta hoeroef..

Karena popularitetnja dikalangan rakjat terlaloe besar, maka besarlah kemoengkinan, bahwa partai jang "diwakili" oleh gambar kepala negara akan terpilih seloeroeh tjalonnja.

Oentoek memberikan kans jang sama kepada semua partai, lebih baiklah dipakai "emblem" partai masing2 daripada "gambar tjalon".

Tapi jang dimaksoed dengan gambar ini, ialah orang2 jang ditjalonkan dan boekanlah gambar orang2 jang soedah meninggal, seperti Diponegoro dan lain2, seperti kesan jang didapat didalam interview semoela. 


Sumber: Pusat Data dan Layanan Informasi ANTARA
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati

Editor : Bima Agustian


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024