Koba (Antara Babel) - Sejumlah siswa di Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyambut baik pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari pertama tahun ajaran baru 2016.
"Tahun ini kegiatan orientasi siswa sangat berbeda, biasanya lebih kepada penerapan kedisiplinan namun sekarang menekankan kepada pematangan akademik," kata Raisya Putri seorang siswa SMA di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, kegiatan MPLS lebih mengutamakan peran guru kepada siswa baru yaitu pendekatan antara guru dan siswa.
"Tidak ada lagi keterlibatan kakak senior dalam MPLS seperti terjadi dalam MOS yang sudah ditiadakan dan OSIS hanya pendamping seja karena seluruh kegiatan diperankan oleh guru," ujarnya.
Sementara Febri, seorang siswa lainnya mengatakan ada perubahan total dalam kegiatan MPLS dibanding MOS dan dirinya menyambut baik perubahan itu karena sekarang tidak ada lagi istilah kekerasan dalam pendidikan.
"Waktu saya jadi siswa baru, saya merasakan bagaimana senior memainkan perannya. Namun itu menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang," ujarnya.
Menurut dia, dalam kegiatan MOS sebenarnya lebih kepada penerapan kedisiplinan dan memang peran senior lebih dominan dibanding guru.
"Sebenarnya tujuan MOS itu bagus, hanya saja kadang-kadang senior kelas terlalu keras sehingga terkesan mengarah kepada tindakan kekerasan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Tahun ini kegiatan orientasi siswa sangat berbeda, biasanya lebih kepada penerapan kedisiplinan namun sekarang menekankan kepada pematangan akademik," kata Raisya Putri seorang siswa SMA di Koba, Senin.
Ia menjelaskan, kegiatan MPLS lebih mengutamakan peran guru kepada siswa baru yaitu pendekatan antara guru dan siswa.
"Tidak ada lagi keterlibatan kakak senior dalam MPLS seperti terjadi dalam MOS yang sudah ditiadakan dan OSIS hanya pendamping seja karena seluruh kegiatan diperankan oleh guru," ujarnya.
Sementara Febri, seorang siswa lainnya mengatakan ada perubahan total dalam kegiatan MPLS dibanding MOS dan dirinya menyambut baik perubahan itu karena sekarang tidak ada lagi istilah kekerasan dalam pendidikan.
"Waktu saya jadi siswa baru, saya merasakan bagaimana senior memainkan perannya. Namun itu menjadi kenangan yang tidak bisa dilupakan sampai sekarang," ujarnya.
Menurut dia, dalam kegiatan MOS sebenarnya lebih kepada penerapan kedisiplinan dan memang peran senior lebih dominan dibanding guru.
"Sebenarnya tujuan MOS itu bagus, hanya saja kadang-kadang senior kelas terlalu keras sehingga terkesan mengarah kepada tindakan kekerasan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016