Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Bangka Selatan, Kepulauan Bangka Belitung, mengecek potensi jentik nyamuk demam berdarah dengue (DBD) di sejumlah rumah warga.
"Kita melakukan pengecekan terhadap sekitar 200 rumah penduduk, sebagai langkah antisipasi terhadap wabah DBD yang ditularkan dari nyamuk," kata Kepala DKPPKB Bangka Tengah dr Agus Pranawa di Toboali, Jumat.
Agus menjelaskan, dari 200 rumah yang dilakukan pengecekan ada sekitar 90 persen terdapat jentik nyamuk pembawa wabah DBD.
"Hasil pengecekan ini tentu saja menjadi dasar bagi untuk dilakukan tindakan cepat dalam membasmi jentik nyamuk, di antaranya melalui cara pengasapan (fogging)," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pengecekan atau inspeksi mendadak (sidak) terhadap rumah penduduk dalam rangka menyikapi kasus DBD yang hingga sekarang mencapai 80 kasus dan tiga orang dinyatakan meninggal dunia.
"Tentu ini merupakan persoalan serius yang harus segera diatasi dan diantisipasi, sebelum wabah DBD terus berkembang," ujarnya.
Ia mengatakan, ditemukan ribuan jentik nyamuk di rumah warga karena banyaknya tempat genangan air baik dari sampah plastik bekas minuman, bak penampungan di luar rumah maupun kolam ikan.
Bahkan di dalam rumah kata dia juga ditemukan jentik nyamuk di beberapa alat elektronik seperti penampungan di belakang kulkas, serta penampungan air pada dispenser.
"Sidak ini bukan hanya di luar sekitaran rumah, tetapi pengecekan di dalam rumah juga tidak luput dari pengecekan dan ditemukan jentik itu pada beberapa alat elektronik," ujarnya.
Ia mengatakan, kesadaran warga dalam menerapkan pola hidup sehat merupakan cara yang efektif dalam mencegah DBD.
"Fogging sebenarnya hanya tindakan darurat saja karena yang paling penting adalah warga memiliki kesadaran hidup bersih," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Kita melakukan pengecekan terhadap sekitar 200 rumah penduduk, sebagai langkah antisipasi terhadap wabah DBD yang ditularkan dari nyamuk," kata Kepala DKPPKB Bangka Tengah dr Agus Pranawa di Toboali, Jumat.
Agus menjelaskan, dari 200 rumah yang dilakukan pengecekan ada sekitar 90 persen terdapat jentik nyamuk pembawa wabah DBD.
"Hasil pengecekan ini tentu saja menjadi dasar bagi untuk dilakukan tindakan cepat dalam membasmi jentik nyamuk, di antaranya melalui cara pengasapan (fogging)," ujarnya.
Ia juga mengatakan, pengecekan atau inspeksi mendadak (sidak) terhadap rumah penduduk dalam rangka menyikapi kasus DBD yang hingga sekarang mencapai 80 kasus dan tiga orang dinyatakan meninggal dunia.
"Tentu ini merupakan persoalan serius yang harus segera diatasi dan diantisipasi, sebelum wabah DBD terus berkembang," ujarnya.
Ia mengatakan, ditemukan ribuan jentik nyamuk di rumah warga karena banyaknya tempat genangan air baik dari sampah plastik bekas minuman, bak penampungan di luar rumah maupun kolam ikan.
Bahkan di dalam rumah kata dia juga ditemukan jentik nyamuk di beberapa alat elektronik seperti penampungan di belakang kulkas, serta penampungan air pada dispenser.
"Sidak ini bukan hanya di luar sekitaran rumah, tetapi pengecekan di dalam rumah juga tidak luput dari pengecekan dan ditemukan jentik itu pada beberapa alat elektronik," ujarnya.
Ia mengatakan, kesadaran warga dalam menerapkan pola hidup sehat merupakan cara yang efektif dalam mencegah DBD.
"Fogging sebenarnya hanya tindakan darurat saja karena yang paling penting adalah warga memiliki kesadaran hidup bersih," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024