Staf Ahli Bupati Bangka Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Boy Yandra, mengatakan, gerakan Jumat bersih untuk pencegahan penyebaran jentik nyamuk demam berdarah (DBD) melibatkan siswa di sekolah.
"Gerakan Jumat bersih di lingkungan sekolah melibatkan siswa di masing - masing sekolah itu, teknis pelaksanaan diatur oleh guru sekolah," kata Boy Yandra di Sungailiat, Kamis.
Selain menggalakkan Jumat bersih, kata dia, siswa di sekolah setiap hari Senin harus melaporkan kondisi lingkungan rumah siswa yang bersangkutan. Jika dalam laporan tersebut diketahui ada jentik nyamuk demam berdarah, maka guru di sekolah itu akan melapor ke puskesmas terdekat untuk segera dilakukan tindakan.
"Keterlibatan siswa di sekolah membantu pencegahan penyebaran nyamuk DBD sangat penting karena penyebaran kasusnya penyakit DBD sudah terbilang tinggi hingga 288 kasus dengan enam orang pasien meninggal dunia," jelasnya.
Dalam waktu dekat, kata Boy Yandra, pihaknya akan menerbitkan surat keputusan (SK) untuk seluruh siswa tingkat SLTP dan SLTA menjadi juru pantau jentik (jumatik).
"Nanti kita susun konsep kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) antara sekolah, Dinas Pendidikan dan puskesmas terkait gerakan Jumat bersih yang melibatkan siswa di sekolah," kata Boy Yandra yang menjabat Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Kabupaten Bangka.
Dia optimistis dengan pencegahan penyebaran DBD secara terpadu, kasus demam berdarah yang dapat menyebabkan kematian dapat ditekan seminimal mungkin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Gerakan Jumat bersih di lingkungan sekolah melibatkan siswa di masing - masing sekolah itu, teknis pelaksanaan diatur oleh guru sekolah," kata Boy Yandra di Sungailiat, Kamis.
Selain menggalakkan Jumat bersih, kata dia, siswa di sekolah setiap hari Senin harus melaporkan kondisi lingkungan rumah siswa yang bersangkutan. Jika dalam laporan tersebut diketahui ada jentik nyamuk demam berdarah, maka guru di sekolah itu akan melapor ke puskesmas terdekat untuk segera dilakukan tindakan.
"Keterlibatan siswa di sekolah membantu pencegahan penyebaran nyamuk DBD sangat penting karena penyebaran kasusnya penyakit DBD sudah terbilang tinggi hingga 288 kasus dengan enam orang pasien meninggal dunia," jelasnya.
Dalam waktu dekat, kata Boy Yandra, pihaknya akan menerbitkan surat keputusan (SK) untuk seluruh siswa tingkat SLTP dan SLTA menjadi juru pantau jentik (jumatik).
"Nanti kita susun konsep kerja sama Memorandum of Understanding (MoU) antara sekolah, Dinas Pendidikan dan puskesmas terkait gerakan Jumat bersih yang melibatkan siswa di sekolah," kata Boy Yandra yang menjabat Ketua Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan (HAKLI) Kabupaten Bangka.
Dia optimistis dengan pencegahan penyebaran DBD secara terpadu, kasus demam berdarah yang dapat menyebabkan kematian dapat ditekan seminimal mungkin.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024