Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), menargetkan sampai akhir tahun 2024 kasus stunting di daerah itu, yang tersebar di 10 lokasi fokus (lokus), dapat dituntaskan.
"Saya optimis penanganan stunting sampai akhir tahun ini dapat dituntaskan dari sekitar 200 anak stunting," kata Penjabat (Pj) Bupati Bangka M Haris pada kegiatan pembagian Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK) Anak Stunting di Kemuja Bangka, Selasa.
Ia menyebut keyakinan menurunkan kasus stunting berdasarkan terjadinya penurunan angka kasus di Desa Penagan dari sembilan anak stunting menjadi lima kasus.
Hanya saja, kata M Haris, untuk mencapai realisasi target itu harus dilakukan terpadu oleh semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, masyarakat, organisasi masyarakat, dan juga dukungan dari lembaga vertikal seperti Kementerian Agama (Kemenag).
"Dalam penanganan kasus ini harus bersama-sama dan berkelanjutan karena selain harus melakukan penanganan kasus, juga yang lebih penting adalah pencegahan dini seperti edukasi masyarakat mengenai pencegahan nikah usia dini," kata dia.
Dia minta kader pos pelayanan terpadu (posyandu) dan dokter pada masing-masing puskesmas serta orang tua supaya benar-benar memperhatikan kesehatan anak-anak.
"Jika ada anak yang mengalami gangguan kesehatan supaya segera dibawa ke puskesmas terdekat dan saya minta baik perawat ataupun dokter segera memberikan pelayanan kesehatan," kata M Haris.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
"Saya optimis penanganan stunting sampai akhir tahun ini dapat dituntaskan dari sekitar 200 anak stunting," kata Penjabat (Pj) Bupati Bangka M Haris pada kegiatan pembagian Pangan Keperluan Medis Khusus (PKMK) Anak Stunting di Kemuja Bangka, Selasa.
Ia menyebut keyakinan menurunkan kasus stunting berdasarkan terjadinya penurunan angka kasus di Desa Penagan dari sembilan anak stunting menjadi lima kasus.
Hanya saja, kata M Haris, untuk mencapai realisasi target itu harus dilakukan terpadu oleh semua pihak mulai dari pemerintah, swasta, masyarakat, organisasi masyarakat, dan juga dukungan dari lembaga vertikal seperti Kementerian Agama (Kemenag).
"Dalam penanganan kasus ini harus bersama-sama dan berkelanjutan karena selain harus melakukan penanganan kasus, juga yang lebih penting adalah pencegahan dini seperti edukasi masyarakat mengenai pencegahan nikah usia dini," kata dia.
Dia minta kader pos pelayanan terpadu (posyandu) dan dokter pada masing-masing puskesmas serta orang tua supaya benar-benar memperhatikan kesehatan anak-anak.
"Jika ada anak yang mengalami gangguan kesehatan supaya segera dibawa ke puskesmas terdekat dan saya minta baik perawat ataupun dokter segera memberikan pelayanan kesehatan," kata M Haris.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024