Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (Sekjen DEN) Djoko Siswanto memastikan bahwa Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Indonesia siap beroperasi pada 2032.
Menurut Djoko, hal tersebut telah sesuai dengan revisi Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang telah disepakati.
"Di PP KEN-nya seperti itu. Sudah ada nuklir listriknya (2032), sudah on stream, sudah COD (Commercial Operation Date)," ujar Djoko, di Jakarta, Rabu.
Pembangunan fasilitas PLTN sebesar 250 megawatt pertama di Indonesia segera dimulai.
Djoko menyebut salah satu investor dalam pembangunan PLTN tersebut adalah PT Thorcon Power Indonesia yang sudah menyerahkan proposalnya kepada DEN. Lebih lanjut, nilai investasi dari PLTN ini diperkirakan mencapai Rp17 triliun.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi mengatakan Pemerintah Indonesia menyatakan segera membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) on-grid sebesar 250 megawatt pada tahun 2032.
"Di dalam Kebijakan Energi Nasional yang tadi malam diketok, itu nuklir masuk ke tahun 2032, on-grid. Jadi dari sekarang kita harus mempersiapkan. Sudah tinggal sembilan tahun. Ini harus dipersiapkan 250 megawatt on-grid. Sudah on the track," katanya, ditemui dalam acara International Sustainability Forum (ISF) 2024, di Jakarta, Jumat (6/9).
Ia mengatakan untuk mewujudkan hal itu, perlu pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta memilih skema teknologi pembersihan (clearing technology) yang di antaranya reaktor modular kecil (SMR), reaktor berpendingin gas suhu tinggi (HTGR) atau thorium.
"Ini harus dipilih suatu teknologi yang tepat," katanya pula.
Selanjutnya, ia mengatakan untuk masalah keamanan, Kementerian ESDM akan membentuk organisasi nuklir nasional yang mengawasi dan mengawal pembangunan PLTN. Ia mengatakan organisasi tersebut akan berada di bawah koordinasi pihaknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Menurut Djoko, hal tersebut telah sesuai dengan revisi Peraturan Pemerintah (PP) tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang telah disepakati.
"Di PP KEN-nya seperti itu. Sudah ada nuklir listriknya (2032), sudah on stream, sudah COD (Commercial Operation Date)," ujar Djoko, di Jakarta, Rabu.
Pembangunan fasilitas PLTN sebesar 250 megawatt pertama di Indonesia segera dimulai.
Djoko menyebut salah satu investor dalam pembangunan PLTN tersebut adalah PT Thorcon Power Indonesia yang sudah menyerahkan proposalnya kepada DEN. Lebih lanjut, nilai investasi dari PLTN ini diperkirakan mencapai Rp17 triliun.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Eniya Listiani Dewi mengatakan Pemerintah Indonesia menyatakan segera membangun fasilitas pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) on-grid sebesar 250 megawatt pada tahun 2032.
"Di dalam Kebijakan Energi Nasional yang tadi malam diketok, itu nuklir masuk ke tahun 2032, on-grid. Jadi dari sekarang kita harus mempersiapkan. Sudah tinggal sembilan tahun. Ini harus dipersiapkan 250 megawatt on-grid. Sudah on the track," katanya, ditemui dalam acara International Sustainability Forum (ISF) 2024, di Jakarta, Jumat (6/9).
Ia mengatakan untuk mewujudkan hal itu, perlu pengembangan sumber daya manusia (SDM), serta memilih skema teknologi pembersihan (clearing technology) yang di antaranya reaktor modular kecil (SMR), reaktor berpendingin gas suhu tinggi (HTGR) atau thorium.
"Ini harus dipilih suatu teknologi yang tepat," katanya pula.
Selanjutnya, ia mengatakan untuk masalah keamanan, Kementerian ESDM akan membentuk organisasi nuklir nasional yang mengawasi dan mengawal pembangunan PLTN. Ia mengatakan organisasi tersebut akan berada di bawah koordinasi pihaknya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024