Kiev (ANTARA) - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Sabtu (1/7) memperingatkan bahwa masih ada "ancaman serius" di pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) Zaporizhzhia yang diduduki Rusia.
Dia juga menyatakan bahwa Rusia "secara teknis siap" memicu ledakan terlokalisasi di PLTN tersebut.
Zelenskyy mengutip intelijen Ukraina sebagai sumber informasinya.
"Ada ancaman serius karena Rusia secara teknis siap untuk memicu ledakan terlokalisasi di PLTN itu, yang dapat menimbulkan pelepasan (radiasi)," katanya dalam konferensi pers, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Intelijen militer Ukraina sebelumnya menyatakan bahwa pasukan Rusia telah memasang ranjau di dalam PLTN tersebut.
Zelenskyy meminta perhatian internasional yang lebih besar terhadap PLTN Zaporizhzhia, fasilitas nuklir sipil terbesar di Eropa.
Ia juga mendesak agar BUMN nuklir Rusia, Rosatom, dijatuhi sanksi.
Zelenskyy kemudian menggelar rapat di Rivne bersama para komandan militer dan pejabat di lima PLTN Ukraina lainnya.
"Isu utama yang dibahas adalah keamanan wilayah utara dan langkah-langkah untuk memperkuatnya," kata Zelenksyy dalam pidato malam yang disiarkan lewat video.
Lawatan Zelenskyy ke Rivne adalah kunjungan langka bagi pemimpin Ukraina ke daerah yang relatif jauh dari pertempuran.
Namun, daerah itu dekat dengan perbatasan Belarus, di mana tentara bayaran Rusia, Wagner, telah membuat perjanjian setelah pemberontakan yang gagal pekan lalu.
Pemimpin mereka, Yevgeny Prigozhin, ditawari pilihan untuk tinggal di Belarus, yang berbatasan dengan Ukraina di sebelah utara.
Energoatom, otoritas tenaga nuklir Ukraina, pada Jumat mengatakan pihaknya telah melaksanakan latihan dua hari untuk menyimulasikan dampak serangan terhadap PLTN Zaporizhzhia.
Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, mengeluarkan pernyataan yang menyebut tudingan Ukraina itu "tidak masuk akal".
Rusia telah membantah anggapan bahwa pihaknya berencana menyerang atau menyabotase PLTN Zaporizhzhia.
Kedua negara itu saling menuding bahwa pihak lawan melancarkan tembakan di dekat fasilitas PLTN tersebut.
PLTN Zaporizhzia, yang berada di dekat Kota Enerhodar di Ukraina selatan, telah diduduki pasukan Rusia sejak awal invasi pada Februari 2022.
Ukraina, sewaktu menjadi bagian dari Uni Soviet, pernah mengalami kecelakaan nuklir terburuk di dunia pada 1986, ketika bahan radioaktif menyebar di sebagian besar Eropa setelah ledakan dan kebakaran di PLTN Chernobyl.
Sumber: Reuters