BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) menggelar Rapat koordinasi teknis (Rakortek) bidang kependudukan pada launching Population Clock dan hasil implementasi studi baik kasus stunting di Babel dalam rangka pemberdayaan percepatan penurunan stunting di kampung KB.
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto memaparkan materi menyongsong bonus demografi tahap kedua dan kebijakan TFR Asimetris untuk membahas detail indikator-indikator bidang kependudukan dan terkait bonus demografi karena untuk angka provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2,18 itu sudah bagus, namun setelah di lihat per kabupaten kota ternyata ada yang berbeda sehingga harus ada strategi-strategi tersendiri.
Isu-isu yang sudah ada sekarang juga dirangkum dalam Rakortek Dalduk ini untuk program ke depan karena kita akan masuk era pemerintahan baru, dimana nanti akan ada kebijakan baru. Bagaimana memasukkan isu itu ke program dan kebijakan di era pemerintahan baru, yang penting isu-isunya sudah disiapkan.
"Selain itu, di Rakortek bidang Dalduk ini kita juga mengkonsolidasikan program-program dan kegiatan-kegiatan bidang pengendalian penduduk sekalian evaluasi capaian-capaiannya di masing-masing provinsi," katanya usai mengisi materi dalam Rakortek yang digelar di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan pihaknya mengedepankan isu terbaru bonus demografi tahap kedua dimana setelah era ini berakhir bagaimana memperpanjangnya itu karena tidak mungkin kita menahan usia.
Dan bonus demografi ini ada daerah yang menikmati dan ada yang tidak, contohnya di Belitung Timur itu kabupaten yang tidak menikmati bonus demografi karena penduduknya banyak yang berusia tua dan Anak-anak lebih banyak dari usia produktif.
Artinya di 2045 sudah tidak ada lagi bonus demografi karena kita sudah keluar yang artinya usia tua lebih tua lebih banyak dari usia produktif, namun kita bisa memperpanjang.
"Ini kesempatan bagaimana memanfaatkan bonus demografi meningkatkan perekonomian didaerah masing-masing. Tapi bagaimana agar usia 65 tahun ke atas itu bisa kita produktifkan untuk kita tingkatkan produktifitasnya dengan mengembangkan kemampuannya," ujarnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Mhd Irzal menambahkan, dalam Rakortek ini BKKBN Babel menyusun grand design kependudukan dengan lima pilar bersama kabupaten kota.
Lima pilar itu bagaimana pengendalian dari kependudukan, penyebaran dan pembangunan keluarganya, persiapan penduduk dan administrasi kependudukannya. Grand design ini akan tertuang ke RPJMD kabupaten kota agar bisa menyusun strategi dalam rangka penyiapan bonus demografi dan Indonesia emas 2045.
"Dengan jumlah penduduk yang besar itu dan banyak bisa menjadi modal pembangunan bkn beban pembangunan bagaimana kependudukan sangat penting agar daerah punya daerah yg berkualitas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024
Deputi Bidang Pengendalian Penduduk BKKBN Bonivasius Prasetya Ichtiarto memaparkan materi menyongsong bonus demografi tahap kedua dan kebijakan TFR Asimetris untuk membahas detail indikator-indikator bidang kependudukan dan terkait bonus demografi karena untuk angka provinsi Kepulauan Bangka Belitung 2,18 itu sudah bagus, namun setelah di lihat per kabupaten kota ternyata ada yang berbeda sehingga harus ada strategi-strategi tersendiri.
Isu-isu yang sudah ada sekarang juga dirangkum dalam Rakortek Dalduk ini untuk program ke depan karena kita akan masuk era pemerintahan baru, dimana nanti akan ada kebijakan baru. Bagaimana memasukkan isu itu ke program dan kebijakan di era pemerintahan baru, yang penting isu-isunya sudah disiapkan.
"Selain itu, di Rakortek bidang Dalduk ini kita juga mengkonsolidasikan program-program dan kegiatan-kegiatan bidang pengendalian penduduk sekalian evaluasi capaian-capaiannya di masing-masing provinsi," katanya usai mengisi materi dalam Rakortek yang digelar di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan pihaknya mengedepankan isu terbaru bonus demografi tahap kedua dimana setelah era ini berakhir bagaimana memperpanjangnya itu karena tidak mungkin kita menahan usia.
Dan bonus demografi ini ada daerah yang menikmati dan ada yang tidak, contohnya di Belitung Timur itu kabupaten yang tidak menikmati bonus demografi karena penduduknya banyak yang berusia tua dan Anak-anak lebih banyak dari usia produktif.
Artinya di 2045 sudah tidak ada lagi bonus demografi karena kita sudah keluar yang artinya usia tua lebih tua lebih banyak dari usia produktif, namun kita bisa memperpanjang.
"Ini kesempatan bagaimana memanfaatkan bonus demografi meningkatkan perekonomian didaerah masing-masing. Tapi bagaimana agar usia 65 tahun ke atas itu bisa kita produktifkan untuk kita tingkatkan produktifitasnya dengan mengembangkan kemampuannya," ujarnya.
Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Mhd Irzal menambahkan, dalam Rakortek ini BKKBN Babel menyusun grand design kependudukan dengan lima pilar bersama kabupaten kota.
Lima pilar itu bagaimana pengendalian dari kependudukan, penyebaran dan pembangunan keluarganya, persiapan penduduk dan administrasi kependudukannya. Grand design ini akan tertuang ke RPJMD kabupaten kota agar bisa menyusun strategi dalam rangka penyiapan bonus demografi dan Indonesia emas 2045.
"Dengan jumlah penduduk yang besar itu dan banyak bisa menjadi modal pembangunan bkn beban pembangunan bagaimana kependudukan sangat penting agar daerah punya daerah yg berkualitas," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024