Muntok (Antara Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, bekerja sama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia mengembangkan pengalengan kerang darah untuk memberikan nilai tambah bagi warga pesisir di daerah itu.
"Selama ini kerang darah masih dijual dalam bentuk segar dengan harga sekitar Rp8.000 per kilogram, kami bersama LIPI sedang membuat uji coba pengolahan kerang darah yang dikemas dengan kaleng untuk meningkatkan nilai jual hasil budi daya kelautan andalan Bangka Barat," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Barat, Amir Hamzah di Muntok, Sabtu.
Ia mengatakan kerang yang dikalengkan akan lebih tahan lama dan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan kerang segar sehingga diharapkan membawa dampak positif bagi usaha pengolahan hasil perikanan dan kelautan di daerah itu.
"Saat ini tim sedang melakukan beberapa uji coba dan penelitian agar mendapatkan hasil terbaik, kami targetkan mulai tahun depan sudah bisa dirintis usahanya," katanya.
Menurut dia, potensi kerang darah di daerah itu cukup melimpah, bahkan Bangka Barat merupakan satu-satunya daerah di Babel yang menghasilkan kerang darah.
Usaha budi daya kerang darah sudah dimulai beberapa tahun lalu di kawasan pesisir Desa Belolaut, tepatnya di Dusun Sukal hingga Kundi dengan melibatkan lebih dari 200 rumah tangga produksi.
"Selama ini hasil panen dijual dengan harga mengikuti pasar, dengan adanya usaha pengalengan kerang kami harapkan ke depan harga bisa lebih baik dan menambah pendapatan warga pesisir di daerah itu," katanya.
Untuk pemasaran, kata dia, peluang masih terbuka lebar, baik di pasar lokal, regional, nasional dan ekspor.
Selain meningkatkan pendapatan, kata dia, usaha tersebut juga akan membuka kesempatan kerja bagi warga yang ada di sekitar sentra budi daya kerang.
"Kami harap upaya ini mendapatkan dukungan dari seluruh pihak agar ke depan kesejahteraan warga pesisir semakin baik dan kelautan mampu memberikan peran dalam pembangunan ekonomi di daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016
"Selama ini kerang darah masih dijual dalam bentuk segar dengan harga sekitar Rp8.000 per kilogram, kami bersama LIPI sedang membuat uji coba pengolahan kerang darah yang dikemas dengan kaleng untuk meningkatkan nilai jual hasil budi daya kelautan andalan Bangka Barat," kata Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bangka Barat, Amir Hamzah di Muntok, Sabtu.
Ia mengatakan kerang yang dikalengkan akan lebih tahan lama dan memiliki nilai jual yang jauh lebih tinggi dibandingkan kerang segar sehingga diharapkan membawa dampak positif bagi usaha pengolahan hasil perikanan dan kelautan di daerah itu.
"Saat ini tim sedang melakukan beberapa uji coba dan penelitian agar mendapatkan hasil terbaik, kami targetkan mulai tahun depan sudah bisa dirintis usahanya," katanya.
Menurut dia, potensi kerang darah di daerah itu cukup melimpah, bahkan Bangka Barat merupakan satu-satunya daerah di Babel yang menghasilkan kerang darah.
Usaha budi daya kerang darah sudah dimulai beberapa tahun lalu di kawasan pesisir Desa Belolaut, tepatnya di Dusun Sukal hingga Kundi dengan melibatkan lebih dari 200 rumah tangga produksi.
"Selama ini hasil panen dijual dengan harga mengikuti pasar, dengan adanya usaha pengalengan kerang kami harapkan ke depan harga bisa lebih baik dan menambah pendapatan warga pesisir di daerah itu," katanya.
Untuk pemasaran, kata dia, peluang masih terbuka lebar, baik di pasar lokal, regional, nasional dan ekspor.
Selain meningkatkan pendapatan, kata dia, usaha tersebut juga akan membuka kesempatan kerja bagi warga yang ada di sekitar sentra budi daya kerang.
"Kami harap upaya ini mendapatkan dukungan dari seluruh pihak agar ke depan kesejahteraan warga pesisir semakin baik dan kelautan mampu memberikan peran dalam pembangunan ekonomi di daerah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2016