Ahli Zoologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB) University Dr drh Anisa Rahma mengemukakan proses yang dilakukan oleh kelelawar dalam menyebarkan penyakit yang terdapat pada binatang yang ditularkan kepada manusia (zoonosis).

Melalui webinar yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin, Anisa memaparkan penyebaran penyakit zoonosis umumnya dilakukan oleh kelelawar pemakan buah, di mana buah yang dimakan tidak seluruhnya habis dan memiliki sisa.

"Sisa-sisa buah itu bisa menginfeksi ternak yang ada di sekitar pemukiman warga," kata Anisa.  

Setelah menginfeksi ternak, jelas Anisa, ternak yang terinfeksi dan kemudian dimakan oleh manusia akan membawa serta penyakit zoonosis yang dibawa oleh kelelawar.

Berdasarkan banyak riset, ia menyebut kelelawar merupakan salah satu reservoir dari berbagai virus yang dapat menyebabkan penyakit serius pada manusia.  

"Namun demikian, belum diketahui secara jelas infeksi dengan metode apa yang terjadi, apakah melalui inhalasi, terkena percikan, dan lain sebagainya," ujarnya.

Anisa menekankan sistem pertahanan tubuh kelelawar mampu mengontorl replikasi virus dengan sedemikian rupa, sehingga virus tersebut tidak menyebabkan gangguan serius pada kelelawar tersebut.

Tidak hanya dari sisa makanan, lanjutnya, kotoran kelelawar (guano) yang kaya akan zat hara sehingga kerap dijadikan pupuk juga dapat bisa menularkan penyakit zoonosis.  

Kemampuan kelelawar yang merupakan satu-satunya mamalia terbang, ungkap Anisa, memungkinkan penyebaran penyakit zoonosis menjadi lebih mudah dari satu tempat ke tempat lainnya.  

Oleh karena itu, Anisa mengimbau agar para petani yang menggunakan guano sebagai pupuk untuk berhati-hati dalam menggunakannya, agar dapat mengurangi potensi penyebaran penyakit zoonosis.

Sebelumnya, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkuat kolaborasi riset dengan pendekatan One Health guna mencegah transmisi penyakit yang berasal dari hewan ke manusia atau penyakit zoonosis.

Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN Indi Dharmayanti menekankan pemerintah berkomitmen dalam menangani ancaman penyakit zoonosis, yaitu dengan menerapkan strategi pendekatan One Health, yang mengintegrasikan kebijakan kesehatan manusia, hewan, dan lingkungan.

"Riset lintas disiplin menjadi solusi yang cerdas untuk meningkatkan pencegahan, deteksi, dan respons terhadap penyakit zoonosis dan penyakit baru, sehingga dibutuhkan pendekatan terpadu dalam upaya penanganannya," ucap Indi.

Pewarta: Sean Filo Muhamad

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2024