Pangkalpinang (Antara Babel) - Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menilai harga ikan laut yang tinggi memicu peningkatan inflasi di daerah itu.

"Harga ikan yang tinggi karena adanya indikasi praktik oligopoli yang dilakukan beberapa pengusaha ikan," kata Kabid Perikanan Dinas Pertanian dan Pangan Kota Pangkalpinang, Heri Amarta di Pangkalpinang, Selasa.

Ia menerangkan praktik oligopoli tersebut menyebabkan persaingan pedagangan ikan laut menjadi tidak sehat dan harga di pasaran ditentukan oleh beberapa pengusaha saja.

Selain itu stok ikan laut yang berkurang juga karena belum adanya regulasi mengenai jenis-jenis ikan yang diperbolehkan untuk pasar ekspor.

"Belum adanya regulasi tersebut mengakibatkan penguasaha secara leluasa melakukan pengiriman berbagai macam jenis ikan yang dianggap laku diekspor sehingga terjadi kelangkaan stok di Pangkalpinang," ujarnya.

Heri menilai menilai Pangkalpinang rawan terjadinya kelangkaan ikan laut karena belum adanya fasilitas "cool storage" atau tempat penyimpanan stok ikan laut dari nelayan.

"Fasilitas 'cool storage' sangat bermanfaat untuk penyimpanan hasil para nelayan, sehingga dapat dijual atau dipasarkan ketika stok ikan di pasaran mulai menipis," ujarnya.

Menurut dia mahalnya harga ikan laut juga dipengaruhi oleh biaya operasional nelayan di daerah yang tinggi.

"Nelayan Kota Pangkalpinang terpaksa mencari ikan di perairan yang jauh karena area tangkap mengalami kerusakan ekosistem laut akibat aktivitas pertambangan dan pencemaran," katanya. 

Pewarta: Mahendra

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2017