Pangkalpinang, 7/2 (Antara) - Badan Pusat Statistik Kepulauan Bangka Belitung mencatat nilai impor provinsi itu pada Desember 2017 sebesar 3,8 juta dolar AS atau mengalami penurunan 53,28 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
"Pada 2017 impor migas mendominasi dengan nilai 56,0 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan impor migas berperan sebesar 75,3 persen terhadap nilai impor Kepulauan Bangka Belitung. Sementara itu, nonmigas sebesar 18,4 juta dolar AS memiliki peran 24,70 persen terhadap nilai impor di provinsi itu.
"Impor nonmigas ini masih didominasi oleh kapal laut dan bangunan terapung atau sekitar 47,96 persen dengan nilai 8,8 juta dolar AS," katanya.
Selanjutnya mesin mekanik bertahan di urutan kedua dalam peran impor nonmigas Januari-Desember 2017 dengan nilai 6,8 juta dolar AS. Urutan golongan barang berdasarkan peran tertinggi berikutnya adalah mesin/peralatan listrik 1,2 juta dolar AS, garam, belerang, kapur 592 ribu dolar AS dan produk keramik 335 ribu dolar AS.
"Peran lima golongan barang tersebut terhadap impor nonmigas daerah ini sebesar 96,50 persen," katanya.
Darwis mengatakan Malaysia menjadi pengekspor utama ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggeser Singapura. Selama Januari-Desember 2017, nilai impor dari Negeri Menara Kembar itu sebesar 31,6 juta dolar AS atau berperan 42,47 persen.
Singapura berada di peringkat kedua dengan peran 39,66 persen, Korea Selatan di posisi ketiga dengan peran 10,36 persen, sedangkan Vietnam dan China menempati posisi keempat dan kelima.
"Impor dari Vietnam bertambah dari 328 ribu dolar AS menjadi 2,7 juta dolar AS dan Tiongkok bertambah dari 223 ribu dolar AS menjadi 2,6 juta dolar AS. Peran impor lima negara terbesar selama Januari-Desember 2017 mencapai 99,71 persen," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Pada 2017 impor migas mendominasi dengan nilai 56,0 juta dolar AS," kata Kepala BPS Provinsi Kepulauan Babel Darwis Sitorus di Pangkalpinang, Rabu.
Ia menjelaskan impor migas berperan sebesar 75,3 persen terhadap nilai impor Kepulauan Bangka Belitung. Sementara itu, nonmigas sebesar 18,4 juta dolar AS memiliki peran 24,70 persen terhadap nilai impor di provinsi itu.
"Impor nonmigas ini masih didominasi oleh kapal laut dan bangunan terapung atau sekitar 47,96 persen dengan nilai 8,8 juta dolar AS," katanya.
Selanjutnya mesin mekanik bertahan di urutan kedua dalam peran impor nonmigas Januari-Desember 2017 dengan nilai 6,8 juta dolar AS. Urutan golongan barang berdasarkan peran tertinggi berikutnya adalah mesin/peralatan listrik 1,2 juta dolar AS, garam, belerang, kapur 592 ribu dolar AS dan produk keramik 335 ribu dolar AS.
"Peran lima golongan barang tersebut terhadap impor nonmigas daerah ini sebesar 96,50 persen," katanya.
Darwis mengatakan Malaysia menjadi pengekspor utama ke Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggeser Singapura. Selama Januari-Desember 2017, nilai impor dari Negeri Menara Kembar itu sebesar 31,6 juta dolar AS atau berperan 42,47 persen.
Singapura berada di peringkat kedua dengan peran 39,66 persen, Korea Selatan di posisi ketiga dengan peran 10,36 persen, sedangkan Vietnam dan China menempati posisi keempat dan kelima.
"Impor dari Vietnam bertambah dari 328 ribu dolar AS menjadi 2,7 juta dolar AS dan Tiongkok bertambah dari 223 ribu dolar AS menjadi 2,6 juta dolar AS. Peran impor lima negara terbesar selama Januari-Desember 2017 mencapai 99,71 persen," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018