Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan korban banjir di Muntok Kabupaten Bangka Barat mulai terserang berbagai penyakit karena pencemaran air pascabanjir pada Minggu (11/3).
"Saat ini korban banjir mulai terserang penyakit kulit, diare, Ispa dan lainnya," kata Kepala DPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan 3.094 korban banjir yang mulai dijangkiti berbagai penyakit tersebut tersebar di empat desa yang terkena bencana itu yaitu Kampung Ulu 2.044 orang, Kampung Culong 104 orang, Desa Belo Laut 937 orang dan Pal 1 Kelurahan Sungai Baru 9 orang.
"Kita sudah membangun posko kesehatan untuk menangani berbagai penyakit korban banjir ini," katanya.
Mikron mengatakan penyakit gatal-gatal dan diare paling banyak dialami korban banjir karena ketersediaan air bersih yang terbatas.
"Saat ini sumber air bersih masyarakat tercemar air kotor, sampah dan tidak layak digunakan untuk mandi, mencuci, memasak dan kebutuhan lainnya," ujarnya.
Untuk mengatasi berbagai penyakit tersebut, pihaknya bersama Dinas Kesehatan dan PMI terus memberikan pelayanan kesehatan kepada korban banjir.
"Kita bersama Dinas Sosial telah menyalurkan kebutuhan air bersih, sehingga masyarakat korban banjir tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya," katanya.
Baca juga: Bupati Parhan Ali tinjau posko banjir di Muntok
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Saat ini korban banjir mulai terserang penyakit kulit, diare, Ispa dan lainnya," kata Kepala DPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Senin.
Ia menjelaskan 3.094 korban banjir yang mulai dijangkiti berbagai penyakit tersebut tersebar di empat desa yang terkena bencana itu yaitu Kampung Ulu 2.044 orang, Kampung Culong 104 orang, Desa Belo Laut 937 orang dan Pal 1 Kelurahan Sungai Baru 9 orang.
"Kita sudah membangun posko kesehatan untuk menangani berbagai penyakit korban banjir ini," katanya.
Mikron mengatakan penyakit gatal-gatal dan diare paling banyak dialami korban banjir karena ketersediaan air bersih yang terbatas.
"Saat ini sumber air bersih masyarakat tercemar air kotor, sampah dan tidak layak digunakan untuk mandi, mencuci, memasak dan kebutuhan lainnya," ujarnya.
Untuk mengatasi berbagai penyakit tersebut, pihaknya bersama Dinas Kesehatan dan PMI terus memberikan pelayanan kesehatan kepada korban banjir.
"Kita bersama Dinas Sosial telah menyalurkan kebutuhan air bersih, sehingga masyarakat korban banjir tidak kesulitan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya," katanya.
Baca juga: Bupati Parhan Ali tinjau posko banjir di Muntok
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018