Muntok (Antaranews Babel) - Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, mendorong pelestarian kerajinan tenun cual Muntok agar kain khas daerah itu mampu bertahan pada era industrialisasi.
"Untuk membuat satu lembar kain tenun khas Muntok dibutuhkan waktu pengerjaan yang lama karena detail motif rumit sehingga usaha kerajinan iti kurang diminati," kata Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Agus Setyadi di Muntok, Rabu.
Dari sisi kualitas, kain cual Muntok tidak kalah dari kain tenun sejenis dari daerah lain di Pulau Sumatera hingga Malaysia, bahkan memiliki keunggulan dalam ragam motif yang lebih rumit dan indah.
Kerumitan motif yang ditentukan dari hasil penenunan helai per helai benang kemungkinan menjadi salah satu penyebab usaha kerajinan tenun cual tidak diminati masyarakat, bahkan di Kabupaten Bangka Barat tinggal menyisakan satu perajin yang masih menekuni usaha tersebut.
"Pemerintah akan terus berusaha mendorong agar generasi muda mau ikut melestarikan budaya lokal sekaligus membangkitkan perekonomian melalui cual," kata dia.
Sebagai langkah awal, kata dia, pada tahun ini akan difasilitasi kegiatan pelatihan tenun cual yang rencananya diikuti sebanyak 20 orang.
Dalam kegiatan itu Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat bekerja sama dengan Kantor Camat Muntok melalui anggaran percepatan infrastruktur kelurahan dengan sasaran warga yang sudah belajar menenun.
Pelatihan singkat dengan narasumber para praktisi tenun itu akan menyampaikan materi tenun cual mulai dari tingkat dasar hingga pola pemasaran dan manajemen usaha sehingga akan lebih mudah jika peserta adalah mereka yang sudah memiliki pengetahuan dalam kerajinan tenun.
"Kami akan terus melakukan pendampingan kepada para peserta pascapelatihan agar nantinya mereka bisa menekuni bidang usaha dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan," kata dia.
Untuk pemasaran, kata dia, para perajin tidak perlu khawatir karena kain cual memiliki pangsa pasar luas dan diminati konsumen, meskipun harga yang ditawarkan selama ini cukup mahal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Untuk membuat satu lembar kain tenun khas Muntok dibutuhkan waktu pengerjaan yang lama karena detail motif rumit sehingga usaha kerajinan iti kurang diminati," kata Kepala Bidang Industri Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat Agus Setyadi di Muntok, Rabu.
Dari sisi kualitas, kain cual Muntok tidak kalah dari kain tenun sejenis dari daerah lain di Pulau Sumatera hingga Malaysia, bahkan memiliki keunggulan dalam ragam motif yang lebih rumit dan indah.
Kerumitan motif yang ditentukan dari hasil penenunan helai per helai benang kemungkinan menjadi salah satu penyebab usaha kerajinan tenun cual tidak diminati masyarakat, bahkan di Kabupaten Bangka Barat tinggal menyisakan satu perajin yang masih menekuni usaha tersebut.
"Pemerintah akan terus berusaha mendorong agar generasi muda mau ikut melestarikan budaya lokal sekaligus membangkitkan perekonomian melalui cual," kata dia.
Sebagai langkah awal, kata dia, pada tahun ini akan difasilitasi kegiatan pelatihan tenun cual yang rencananya diikuti sebanyak 20 orang.
Dalam kegiatan itu Dinas Koperasi UKM dan Perindustrian Kabupaten Bangka Barat bekerja sama dengan Kantor Camat Muntok melalui anggaran percepatan infrastruktur kelurahan dengan sasaran warga yang sudah belajar menenun.
Pelatihan singkat dengan narasumber para praktisi tenun itu akan menyampaikan materi tenun cual mulai dari tingkat dasar hingga pola pemasaran dan manajemen usaha sehingga akan lebih mudah jika peserta adalah mereka yang sudah memiliki pengetahuan dalam kerajinan tenun.
"Kami akan terus melakukan pendampingan kepada para peserta pascapelatihan agar nantinya mereka bisa menekuni bidang usaha dan menjaga kualitas produk yang dihasilkan," kata dia.
Untuk pemasaran, kata dia, para perajin tidak perlu khawatir karena kain cual memiliki pangsa pasar luas dan diminati konsumen, meskipun harga yang ditawarkan selama ini cukup mahal.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018