Pangkalpinang (Antaranews Babel) - PT Timah Tbk akan menggarap wisata "mining tourism" di Kabupaten Belitung Timur (Beltim), Provinsi Kepulauan Bangka Belitung guna mempercepat pembangunan pariwisata dan kunjungan wisatawan di daerah itu.

"Kami sudah menyiapkan lokasi, konsep mining tourism dan mudah-mudahan wisata tambang ini sudah berjalan Agustus 2018," kata Sekretaris Perusahaan PT Timah Tbk Amin Haris Sugiarto di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan wisata mining tourism ini merupakan salah satu komitmen perusahaan untuk mendukung program Pemerintah Kabupaten Belitung Timur mendorong pembangunan sektor pariwisata serta kunjungan wisatawan untuk meningkatkan perkonomian masyarakat di daerah itu.

"Saat ini tim sedang menyiapkan konsep yang istimewa. Di program ini, PT Timah Tbk. menyematkan wisata edukasi sehingga wisatawan bisa mendapatkan ??feel?? yang nyata tentang pertambangan," katanya.

Amin mengatakan mining tourism ini akan padukan dengan wisata kuliner khas Belitung, photo spot, dan agrowisata sehingga dapat menimbulkan sensasi yang menarik dan wisatawan akan terus ingin berminat berwisata di daerah berjulukan laskar pelangi itu.

"Konsepnya tengah dimatangkan dulu, dan target kami semoga sebelum Agustus, sudah bisa selesai,?? katanya.

Ia berharap terealisasinya wisata mining tourism masyarakat luas akan semakin mengerti cara penambangan, pengolahan, hingga upaya revitalisasi bekas lahan tambang yang dilakukan PT Timah Tbk. Karena itu, miniatur tambang menjadi salah satu fitur andalan yang akan dikemasnya.

"Kami akan buat seperti aslinya, tapi dalam ukuran mini. Mulai dari penambangan tradisional, hingga menggunakan teknologi kapal keruk, dan hal ini juga dioptimalkan sebagai salah satu kesiapan pariwisata Babel untuk menyambut sea games tahun ini," katanya.

Pakar Properti Nasional, F. Rach Suherman mengatakan lahan bekas tambang sangat bisa dimanfaatkan menjadi arena rekreasi seperti water park, kebun binatang mini, aneka permainan, bahkan resort jika memungkinkan. Inilah pola pemanfaatan ruang yang ideal sehingga muncul kreasi PAD, multiplier effect pada industri terkait, hingga penyerapan tenaga kerja.

"Semua ini, dibutuhkan kajian bisnis yang serius, insentif bagi pemodal, relaksasi akses perbankan, dan dukungan penuh regulator," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018