Koba (Antaranews Babel) - Pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) Pelawan di Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung siap menampung lada hitam panenan para petani di daerah itu.

"UMKM Pelawan sejak 2017 sudah memproduksi lada hitam dalam bentuk kemasan dan permintaannya sudah banyak, terutama yang berasal dari luar daerah, kami membeli lada hitam dari petani dan kemudian diolah kembali untuk dijual dalam bentuk kemasan," kata Zaiwan, penggerak UMKM Pelawan Desa Namang di Koba, Rabu.

Hingga sekarang, pihaknya sudah memiliki stok lada hitam mencapai dua ton untuk memenuhi permintaan pasar yang belakangan ini mulai tinggi, terutama ketika pameran di luar daerah.

"Selama ini lada hitam diangap tidak laku, karena nilai jualnya sangat rendah dan kami mencoba mendongkrak harga lada hitam itu dengan dijual dalam bentuk kemasan di mana satu kemasan itu dengan isi dua ons dijual Rp30.000," ujarnya.

Zaiwan mengatakan upaya yang dilakukannya untuk menaikkan nilai jual lada hitam sempat mendapat cibiran dari petani karena selama ini mereka hanya mengandalkan lada putih sementara lada hitam diangap tidak laku.

"Padahal permintaan lada hitam itu lumayan tinggi, maka secara perlahan saya mencoba meyakinkan para petani terutama di Desa Namang untuk mulai memproduksi lada hitam dan memang sangat sulit mengubahnya namun kami terus memberikan pemahaman," katanya.

Ia mengatakan petani lada terus didorong memetik lada hitam kemudian langsung dijemur dan dijual dengan biaya produksi yang rendah dan UMKM Pelawan siap menampung lada hitam tersebut.

"Memang awalnya petani merasa ragu karena khawatir hasilnya menjadi sia-sia, apalagi selama ini mereka terbiasa memproduksi lada putih. Namun, kami terus yakinkan petani dan yang paling penting bagi mereka lada hitam itu ada yang menampung dan UMKM Pelawan siap menampung," katanya.

Menurut Zaiwan, secara ekonomis menjual lada hitam dalam bentuk kemasan sebagai menguntungkan karena dijual Rp30.000 per dua ons, jika dikalikan satu kilogram maka uangnya mencapai Rp150.000.

"Kalau kami mengambil lada hitam dari petani misalnya Rp40 ribu per kilogram, maka jelas sangat menguntungkan jika dijual dalam bentuk kemasan dan ini kami lakukan untuk meningkatkan perekonomian para pelaku usaha kecil," katanya.

Ia mengatakan lada hitam yang dijual dalam bentuk kemasan kualitasnya sudah terjamin karena dilakukan penyortiran dan hanya lada kualitas super yang jual dalam bentuk kemasan.

"Intinya kami mengajak masyarakat untuk berpikir kreatif di tengah merosotnya harga lada saat ini," katanya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Riza Mulyadi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018