Muntok  (Antaranews babel) - Generasi muda harus mencontoh kepemimpinan para pendiri bangsa agar kelak siap menjadi pemimpin Indonesia yang mampu memikirkan sejak awal tantangan bangsa pada masa mendatang, kata Guru Besar Universitas Indonesia Meutia Hatta Swasono.

"Zaman berubah, ilmu pengetahuan, teknologi, dan sistem komunikasi telah dan akan bertambah maju, namun prinsip-prinsip dasar untuk membangun Indonesia sesuai dengan yang sudah digariskan oleh para pendiri bangsa yang sangat bijak dan pikirannya melampaui zamannya, harus tetap menjadi panutan," kata dia dalam sarasehan sejarah "Roem-Roijen Statement Moment" di Muntok, Sabtu.

Menurut dia, prinsip dasar membangun Indonesia seperti yang dirumuskan para pendiri bangsa, yaitu mampu melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
 
Foto bersama usai peresmian patung Bung Hatta.  (babel.antaranews.com/Rustam Effendi)

Perbedaan pendapat yang sering terjadi saat ini, katanya, situasinya rendah dibandingkan dengan kondisi masa lalu.

Untuk itu, ujarnya, anak muda harus bisa menguasai diri, mencari lebih dalam informasi yang ada, dan jangan instan.

"Setiap informasi yang didapat harus dikaji terlebih dahulu dengan melakukan pendalaman informasi dan lebih teliti dalam mengambil tindakan agar bisa menjadi pemimpin yang bijaksana," kata dia.
 
(babel.antaranews.com/Rustam Effendi)

Agar mampu mendalami permasalahan yang dihadapi, katanya, pemuda dituntut mampu menganalisa melalui pembacaan dan pemahaman yang baik terhadap sejarah bangsa dan mengambil nilai-nilai yang terkandung di dalamnya

Ia mengatakan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia telah dilakukan oleh para perintis kemerdekaan bersama rakyat melalui proses panjang dengan pengorbanan fisik serta mental yang berat.

Demikian pula perjuangan untuk mempertahankan Indonesia sesudah proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Bung Karno dan Bung Hatta yang mewakili seluruh rakyat Indonesia pada 17 Agustus 1945, katanya, perjuangan tersebut tidak kalah berat, karena Belanda dengan segala cara dan daya, termasuk melibatkan negara-negara sekutunya, berusaha merebut kemerdekaan Indonesia untuk kembali menjadi negara jajahan mereka.

Baca juga: Bupati Bangka Barat ajak generasi muda pahami nilai sejarah
 
(babel.antaranews.com/Rustam Effendi)

Ia menjelaskan dalam situasi seperti itu, para pemimpin nasional generasi pertama telah menunjukkan beratnya perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan memberi contoh nyata dalam menghadapinya dengan strategi, kekuatan moral, ketahanan fisik, dan mental yang tidak ringan, berprinsip pantang menyerah, gigih, serta tangguh.

"Keteguhan prinsip, karakter dan tindakan yang telah dilakukan para pemimpin negara kita yang sangat bertanggung jawab serta tetap menjaga harkat dan martabat Bangsa Indonesia, sehingga akhirnya kedaulatan negara Republik Indonesia tetap tercapai," kata dia.

Ia menjelaskan bahwa perjuangan tersebut bisa dilihat sebagai suatu totalitas antara keteguhan hati, kekuatan prinsip, kematangan strategi, dan ketepatan langkah dalam bertindak.
 
(babel.antaranews.com/Rustam Effendi)

Dalam perjuangan itu, katanya, para pemimpin juga memberi contoh nyata dengan menunjukkan sikap teguh pada prinsip.

Mereka, katanya, pantang minder atau rendah diri kepada bangsa asing. Mereka menyadari suatu keharusan berjuang agar Bangsa Indonesia menjadi tuan di negeri sendiri.

Melalui berbagai contoh beratnya perjuangan mencapai kemerdekaan Republik Indonesia, ia berharap para pemuda masa kini tetap dalam prinsip hidup dan totalitas yang sama sehingga akan menjadi pemimpin Indonesia masa depan dan memikirkan sejak awal apa yang dihadapi bangsa.

"Jangan tanggung-tanggung dalam bekerja untuk negara," katanya.
 

Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018