Koba, Babel (Antaranews Babel) - Sebanyak 1.500 relawan siaga bencana di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melaksanakan apel di Desa Penyak, Kabupaten Bangka Tengah, guna menyatukan tekad dan komitmen untuk mengantisipasi serta mengurangi risiko bencana.
"Apel siaga bencana ini dilaksanakan di setiap provinsi, kita mulai dari Babel nanti juga akan dilaksanakan di provinsi lain," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lili Kurniawan di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, apel bersama ini digelar selain ajang silaturrahim para relawan penanggulangan bencana juga sebagai bentuk kekompakan dan tekad yang kuat untuk mengurangi risiko bencana di daerah itu.
"Para relawan ini adalah ujung tombak dan mereka adalah garda terdepan untuk terus siaga dan menyampaikan terkait dengan penanggulangan bencana dan pola penangananan bencana," katanya.
Ia mengatakan, relawan ini hadir tidak hanya saat terjadi bencana alam tetapi juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan budaya sadar bencana.
"Kegiatan ini sangat penting untuk membangun sinergitas karena BPB adalah komando di daerah untuk membangun kekuatan bersama dengan sumber daya manusia yang ada dalam mengatasi kejadian bencana," katanya.
Ia mengatakan, saat ini masih ada lima kabupaten/kota yang belum ada BPB termasuk Kabupaten Bangka Tengah masih bergabung dengan Kesbangpol.
"Pada 2019 nanti semua daerah sudah ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah karena ini penting apalagi untuk daerah yang rawan bencana, badan ini menjadi komando terdepan untuk mengatasi bencana," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Apel siaga bencana ini dilaksanakan di setiap provinsi, kita mulai dari Babel nanti juga akan dilaksanakan di provinsi lain," kata Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB, Lili Kurniawan di Koba, Selasa.
Ia menjelaskan, apel bersama ini digelar selain ajang silaturrahim para relawan penanggulangan bencana juga sebagai bentuk kekompakan dan tekad yang kuat untuk mengurangi risiko bencana di daerah itu.
"Para relawan ini adalah ujung tombak dan mereka adalah garda terdepan untuk terus siaga dan menyampaikan terkait dengan penanggulangan bencana dan pola penangananan bencana," katanya.
Ia mengatakan, relawan ini hadir tidak hanya saat terjadi bencana alam tetapi juga memberikan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan budaya sadar bencana.
"Kegiatan ini sangat penting untuk membangun sinergitas karena BPB adalah komando di daerah untuk membangun kekuatan bersama dengan sumber daya manusia yang ada dalam mengatasi kejadian bencana," katanya.
Ia mengatakan, saat ini masih ada lima kabupaten/kota yang belum ada BPB termasuk Kabupaten Bangka Tengah masih bergabung dengan Kesbangpol.
"Pada 2019 nanti semua daerah sudah ada Badan Penanggulangan Bencana Daerah karena ini penting apalagi untuk daerah yang rawan bencana, badan ini menjadi komando terdepan untuk mengatasi bencana," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018