Jakarta (Antaranews Babel) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan ada tiga bencana alam yang menimbulkan banyak korban jiwa selama 2018 yang dinilai sebagai fenomena langka.
"Ada tiga fenomena langka yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang besar yaitu gempa beruntun di Nusa Tenggar Barat, gempa Sulawesi Tengah disusul tsunami dan likuifaksi yang terbesar di dunia dan tsunami Selat Sunda yang dipicu longsor bawah laut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa.
Dari tiga bencana tersebut yang terbesar adalah gempa yang disusul tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah yang menyebabkan 2.101 orang meninggal, 1.373 orang hilang dengan kerugian ekonomi mencapai Rp18,47 triliun.
"Gempa memicu tsunami yang tiba sangat cepat hanya dalam waktu empat menit lalu terjadi likuifaksi yang merupakan peristiwa terbesar di dunia," tambah Sutopo.
Setelah itu adalah gempa bumi beruntun yang terjadi di Nusa Tenggara Barat tepatnya di Lombok dan Sumbawa. Bencana tersebut menyebabkan 546 orang meninggal, 1.886 orang luka-luka dan Rp17,13 triliun.
"Ketiga bencana ini aneh dan langka terjadi sementara tsunami yang terjadi di Selat Sunda juga fenomena yang langka karena dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi dari Gunung Anak Krakatau," katanya seraya menambahkan longsoran tersebut tidak begitu besar tapi ternyata menimbulkan tsunami.
Hingga Selasa (25/12), pukul 13.00 WIB, tercatat 429 orang meninggal dunia, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi sementara kerugian masih dalam pendataan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018
"Ada tiga fenomena langka yang menimbulkan korban jiwa dan kerugian ekonomi yang besar yaitu gempa beruntun di Nusa Tenggar Barat, gempa Sulawesi Tengah disusul tsunami dan likuifaksi yang terbesar di dunia dan tsunami Selat Sunda yang dipicu longsor bawah laut," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Selasa.
Dari tiga bencana tersebut yang terbesar adalah gempa yang disusul tsunami dan likuifaksi di Sulawesi Tengah yang menyebabkan 2.101 orang meninggal, 1.373 orang hilang dengan kerugian ekonomi mencapai Rp18,47 triliun.
"Gempa memicu tsunami yang tiba sangat cepat hanya dalam waktu empat menit lalu terjadi likuifaksi yang merupakan peristiwa terbesar di dunia," tambah Sutopo.
Setelah itu adalah gempa bumi beruntun yang terjadi di Nusa Tenggara Barat tepatnya di Lombok dan Sumbawa. Bencana tersebut menyebabkan 546 orang meninggal, 1.886 orang luka-luka dan Rp17,13 triliun.
"Ketiga bencana ini aneh dan langka terjadi sementara tsunami yang terjadi di Selat Sunda juga fenomena yang langka karena dipicu oleh longsoran bawah laut dan erupsi dari Gunung Anak Krakatau," katanya seraya menambahkan longsoran tersebut tidak begitu besar tapi ternyata menimbulkan tsunami.
Hingga Selasa (25/12), pukul 13.00 WIB, tercatat 429 orang meninggal dunia, sebanyak 1.485 orang luka-luka, 154 hilang dan 16.082 orang mengungsi sementara kerugian masih dalam pendataan.
COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2018