Manggar, Babel (Antaranews Babel) - Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Kabupaten Belitung Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan fogging atau pengasapan bukan menjadi solusi untuk menekan angka kasus demam berdarah dengue (DBD).

"Sebenarnya fogging bukan solusi, solusi terbaik itu adalah kesadaran masyarakat untuk hidup sehat, membiasakan gotong royong membersihkan saluran air yang menjadi sumber nyamuk pembawa penyakit DBD," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Supeni di Manggar, Minggu.

Ia menjelaskan, permintaan masyarakat untuk dilakukan fogging cukup tinggi bahkan dalam 2018 mengalami peningkatan padahal itu bukan satu-satunya solusi.

"Buktinya kendati sudah dilakukan fogging pada beberapa titik, tetap saja kasus demam berdarah muncul kendati belum masuk kejadian luar biasa (KLB)," ujarnya.

Ia mengatakan, fogging merupakan upaya yang dilakukan dinas terkait begitu terjadi kasus demam berdarah dengue di beberapa titik namun tidak mampu melakukan pencegahan.

"Fogging itu hanya menahan perkembangbiakan sementara, belum mampu memberantas jentik nyamuk pembawa wabah penyakit DBD," ujarnya.

Menurut dia, terlalu sering dilakukan fogging akan menyebabkan ganguan pernapasan dan penyakit kronis lainnya dan menyebabkan nyamuk jadi kebal terhadap pestisida.

"Kalau sering-sering dilakukan fogging nyamuk bisa kebal. Mereka dapat beradaptasi, makanya fogging adalah opsi terakhir yang kami lakukan,” kata Supeni.

Mantan Kepala Bidang Kearsipan Dinas Perpustakaan Daerah itu pun mengajak masyarakat kembali menggalakan pemberatasan sarang nyamuk melalui gerakan 4 M plus yaitu menutup, menguras, mengubur tempat penampungan air yang tidak terpakai, serta memantau jentik nyamuk seminggu sekali.

“Plus di sini artinya menghindari gigitan nyamuk dengan menggunakan anti nyamuk, memanam tanaman pengusir nyamuk melakukan lavasidasi dan menggunakan kelambu,” ujarnya.

Pewarta: Ahmadi

Editor : Adhitya SM


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019