Pangkalpinang (Antaranews Babel) - Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencatat ekspor hasil perkebunan 2018 didominasi buah kelapa sawit olahan yang mencapai 76.032.922 kilogram atau mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya.

"Ekspor buah sawit olahan lebih banyak dibandingkan lada putih, karet dan akar wangi," kata Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas II Pangkalpinang, Saifuddin Zuhri di Pangkalpinang, Jumat.

Ia menjelaskan total ekspor komoditas perkebunan Provinsi Kepulauan Babel ke 15 negara tujuan selama 2018  mencapai 78.950.666 kilogram dengan rincian lada putih 2.600.942 kilogram, karet lempengan 9.316.800 kilogram.

Ekspor bungkil inti sawit  8.299.784 kilogram, palm kernel expeller yang  merupakan salah satu produk turunan kelapa sawit yang banyak digunakan sebagai bahan baku pakan ternak sebanyak 18.879.487 kilogram.

Selanjutnya ekspor palm kerner expeller sebanyak 23.430.000 kilogram, palm kernel olein 16.423.651 kilogram dan ekspor akar wangi sebanyak dua kilogram.

"Sebagian besar hasil perkebunan petani ini diekspor melalui Pelabuhan Pangkalbalam dan sudah memenenuhi kententuan berlaku," katanya.

Menurut dia ketentuan ekspor komoditas perkebunan ini sudah memenuhi persyaratan karantina yang tertuang dalam Pasal 5,6,7 Undang-Undang Nomor 16 tahun 1992.

"Kita secara ketat mengawasi keluar dan masuknya produk pertanian ini, sebagai upaya mencegah masuknya organisme pengganggu tumbuhan ke daerah ini," ujarnya.

Oleh karena itu, diharapkan ekspotir sebelum melakukan ekspor untuk melengkapi persyaratan mengekspor berbagai hasil dan produk pertanian, agar tidak ditolak oleh negara tujuan.

"Kami pastikan hasil pertanian, perkebunan dan peternakan yang tidak dilengkapi dokumen karantina ditolak negara tujuan ekspor yang akan merugikan pengusaha itu sendiri," katanya.

Pewarta: Aprionis

Editor : Rustam Effendi


COPYRIGHT © ANTARA News Bangka Belitung 2019