Muntok, 4/6 (Antara) - Sejumlah akademisi dari Universitas Andalas (Unand) Kota Padang, Provinsi Sumatera Barat, mengobservasi keberadaan suku Jering di Kabupaten Bangka Barat, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
"Bangka Belitung memiliki khasanah budaya dan terdiri dari berbagai suku bangsa, namun belum pernah ditulis secara komplet atau versi lengkapnya, di antaranya sejarah suku Jering yang terdapat di Desa Kundi, Kabupaten Bangka Barat," kata Koordinator Tim Observasi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (Fisip) Jurusan Antropologi Unand Padang, Dr Yevita Nurti di Muntok, Rabu.
Ia menjelaskan, observasi ini dilakukan dalam rangka revisi kurikulum terutama untuk mata kuliah antropologi suku-suku bangsa , dan tim memilih Bangka Belitung karena provinsi kepulauan ini memiliki beragam suku dan agama.
"Ini merupakan observasi awal saja yang kami lakukan selama beberapa hari di Bangka Belitung dan fokus kami adalah meneliti keberadaan suku Jering yang menurut cerita merupakan suku populer di daerah ini," ujarnya.
Ia menyatakan, kegiatan observasi mendapat dukungan positif dari pemerintah Provinsi Bangka Belitung dan bahkan disambut baik oleh Wakil Gubernur Babel Hidayat Arsani.
"Kami sempat bertemu dengan Wakil Gubernur Bangka Belitung Hidayat Arsani, sempat berbincang-bincang dan ternyata mendukung penuh rencana melakukan observasi terhadap keberadaan suku jering ini," ujarnya.
Ia mengemukakan, Babel yang kaya dengan sejarah dan budaya belum ditulis dalam versi lengkap dan kalaupun ada maka yang melakukan itu adalah orang dari luar negeri.
"Maka kami mencoba menggali khasanah budaya daerah ini secara lengkap, sehingga nanti diharapkan menjadi acuan dan ilmu pengetahuan bagi daerah dan Indonesia secara umum," katanya.
Ia mengatakan, berdasarkan observasi awal dan hasil wawancara dari berbagai sumber di Desa Kundi ternyata suku Jering terbagi ke dalam tiga kelompok dan mereka membentuk identitas masing-masing.
"Memang suku ini jauh dari pusat ibu kota kabupaten, bahkan pemukiman penduduk tertutup oleh perkebunan sawit namun secara umum sudah membuka diri untuk menerima peradaban," jelasnya.
Hasil penilaian awal, kata dia, menunjukkan terjadinya pengelompokan suku Jering kemungkinan pada zaman dahulu akibat konflik di kampung sehingga sebagian memisahkan diri pindah ke lokasi baru dan membentuk komunitas sendiri.
"Ini hasil observasi awal kami, namun tentu akan lebih diperdalam lagi sehingga bisa diketahui seperti apa sebenarnya suku Jering dan asal mulanya seperti apa. Ini akan kami tulis dalam versi lengkapnya," ujarnya.
Ia mengatakan, riset keberadaan suku bangsa khususnya suku Jering bekerja sama dengan pemerintah provinsi dan kabupaten serta Fisip Universitas Bangka Belitung.
"Respon positif terhadap riset suku jering ini ditunjukan Wakil Gubernur Kepulauan Babel Hidayat Arsani untuk mengikat kesepahaman atau kerja sama untuk meneliti dan mengupas tuntas tentang suku Jering yang kabarnya merupakan suku tertua," ujarnya.
Berita Terkait
Babel latih guru umum untuk mengajar anak berkebutuhan khusus
18 November 2024 20:35
Wali Kota Pangkalpinang beri tanggapan pandangan umum fraksi terkait tiga Raperda
11 November 2024 22:56
Bangun Jaya Pimpin Paripurna Pemandangan Umum Fraksi Terhadap Tiga Raperda
11 November 2024 14:53
Dody Hanggodo terpilih sebagai Menteri Pekerjaan Umum
21 Oktober 2024 00:29
Swiss-Belhotel Pangkalpinang hadirkan kelas "table manner" untuk umum
15 Oktober 2024 19:33
Raih juara umum, INKAI Beltim masih belum terkalahkan
14 Oktober 2024 09:21
Jawa Tengah segel gelar juara umum Peparnas 2024
13 Oktober 2024 22:45
Bangka juara umum MTQH XIII 2024 tingkat Provinsi Babel
12 Oktober 2024 19:21