Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung melalui Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Dr. (H.C) Ir. Soekarno Provinsi Babel, menggelar seminar awan deteksi dini kanker usus besar dengan Tema "Cegah Kanker Usus Besar Sejak Dini, Aku Mau dan Aku Bisa".
Pemprov Babel menggandeng RS Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Utama Babel, dan Yayasan Gastroenterologi Indonesia (YGI) dalam penyelenggaraan seminar ini.
"Terima kasih atas fasilitasi dan dorongan Gubernur dan Melati Erzaldi sebagai Ketua YKI Cabang Utama Babel, yang akan melakukan screening kepada masyarakat Babel, terutama mengenai bahaya Kasus Kanker Usus Besar," kata Direktur RSUP Soekarno Babel, dr. Armayani di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, berdasarkan data yang ada, 8 dari 10 lasien yang melakukan pemeriksaan kolonoskopi di RSUP Soekarno diketahui positif mengidap penyakit kanker usus besar. Begitu juga laporan Kepala Dinas Kesehatan Babel, yang menyatakan 60 persen penderita kanker di Babel tidak berobat ke dokter.
"RSUP Soekarno dan Dinas Kesehatan Babel wajib melakukan kegiatan ini. Dalam waktu dekat, juga akan dilakukan pendataan dan pemeriksaan kanker usus besar kepada 5.000 masyarakat Babel," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Babel, Mulyonio Susanto mengatakan, Pemprov Babel konsen terhadap bidang kesehatan, yakni dengan membuat terobosan membuka Fakultas Kedokteran di Universitas Bangka Belitung yang akan bekerjasama dengan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Universitas Leiden Belanda, difasilitasi oleh RSCM Jakarta.
"Seminar ini merupakan hal baru dan pertama, khususnya di Babel. Semoga dapat memberi banyak manfaat bagi masyarakat yang masih sangat kurang pengetahuannya tentang kanker usus besar, sehingga timbul kesadaran untuk menurunkan resiko kanker usus besar," ujarnya.
Dengan kehadiran Tim dari RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Babel juga mengharapkan kepada tim agar berkenan membina atau melaksanakan pendampingan berkala kepada RSUP Soekarno, dalam rangka pengembangan dan penguatan salah satu pelayanan kesehatan unggulan, yaitu pelayanan gastroenterologi.
"Kita harap kegiatan ini juga mampu meningkatkan ilmu pengetahuan dan kesadaran bagi seluruh peserta yang hadir mengenai kanker usus besar dan dapat diimplementasikan di lingkungan kerja ataupun lingkungan masyarakat sebagai salah satu upaya peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat Babel.
Sementara, Dokter Ahli Kanker dari RSCM Jakarta, Prof. Dr. dr. Murdani Abdullah, Sp.PD-KGEH dalam paparannya mengatakan, setiap tahun di Indonesia terjadi peningkatan kasus kanker usus besar. Begitu juga di Babel, mengalami hal yang sama.
"Kanker usus besar atau yang biasa disebut kanker kolorektal ini merupakan penyakit terbesar kedua yang menyebabkan kematian setelah penyakit jantung bagi pria, dan penyakit terbesar ketiga bagi perempuan," ujarnya.
Oleh sebab itu, dirinya berharap masyarakat secara dini melakukan pemeriksaan atau screening untuk mengetahui adakah potensi pada dirinya akan kanker usus besar ini, sehingga dapat secara cepat ditangani sebelum masuk ke dalam fase lebih lanjut.
Pola gaya hidup tidak sehat seperti merokok, sering makan daging merah atau produk olahan, minum alkohol, kegemukan, jarang bergerak atau olahraga, menjadi pemicu terkena penyakit ini.
"Untuk itu, olahraga dan aktifitas fisik rutin, ditegaskan dia, makan sayur dan buah merupakan langkah tepat dalam pencegahan penyakit ini. Screening perlu dilakukan untuk mendeteksi dan menghentikan progresi," ujarnya.
Terpisah, Ketua YKI Cabang Utama Babel, Melati Erzaldi berharap kegiatan ini bukan hanya sekali dilakukan dan menjadi momentum bersama khususnya orang awam, akan kepedulian mengenai penyakit kanker usus besar.
"Setelah dilakukan screening pada masyarakat Babel, nantinya akan dilakukan pendataan sejauh mana masyarakat peduli akan kanker usus besar dan berapa masyarakat yang telah positif kanker usus besar dapat diketahui," ujarnya.
YKI Babel selalu berusaha menyebarluaskan mengenai kepedulian terhadap kanker itu sendiri dengam pencegahan sejak dini merupakan hal sangat tepat dalam menekan angka penderita kanker melalui sosialisasi preventif termasuk pemberian vaksinasi. (rilis)