Aljir (Antara Babel) - Radio Aljazair mengatakan, pihak berwenang Mali mengumumkan lokasi bangkai pesawat Air Algerie yang hilang Kamis pagi, dengan 116 orang berada di dalamnya.
Pesawat itu ditemukan di Mali dekat perbatasan dengan Burkina Faso.
Presiden Mali, Ibrahim Boubakar Keita, mengatakan bahwa puing-puing pesawat naas tersebut ditemukan antara Kidal dan Tessalit di ujung utara negara itu.
Pejabat Burkina Faso mengatakan, pesawat tersebut mengubah rute karena badai pada pukul 01:38 GMT.
Menteri Perhubungan Aljazair, Ammar Gol, mengatakan bahwa ada informasi mengenai ledakan terdengar di lokasi kecelakaan.
Menteri mengatakan dalam satu konferensi pers di Bandara Internasional Aljazair, bahwa puing-puing pesawat itu terletak di utara Mali, dan operasi pencarian terus berkoordinasi dengan para pejabat Mali.
Aljazair mengkonfirmasi pesawat Air Algerie yang hilang, AH 5017, membawa 116 orang jatuh di Mali, kata laporan media setempat.
"Kami dapat mengkonfirmasi bahwa pesawat tersebut jatuh di Wilayah Mali, dan ada tim pertolongan di dekat puing pesawat," kata kantor berita Aljazair, APS, yang mengutip Menteri Luar negeri Aljazair Lamtane Lamamra.
Menteri itu mengeluarkan pernyataan dalam taklimat di Ibu Kota Aljazair, Aljir, setelah menandatangani peta jalan perundingan perdamaian antara Pemerintah Mali dan kelompok gerilyawan di Mali Utara.
Air Algerie telah mengumumkan pesawat tersebut, MD-83, milik perusahaan dari Spanish Swift Air, hilang 50 menit setelah lepas-landas, dalam penerbangan dari Burkina Faso ke Aljir, demikian kantor berita KUNA.