Toboali (Antara Babel) - Nelayan tradisional di Dusun Limus, Desa Serdang, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan mengeluhkan serangan buaya yang semakin sering terjadi dan kian membahayakan nyawa nelayan di daerah itu.
"Saat ini buaya-buaya yang ada di muara sungai berpindah ke pesisir pantai yang merupakan wilayah tangkap ikan nelayan tradisional," kata Ketua HNSI setempat, Rizal di Toboali, Rabu.
Ia mengatakan, serangan buaya tidak hanya mengancam nyawa nelayan, tetapi juga merusak jaring dan alat tangkap.
Selain itu, hasil tangkapan nelayan juga mengalami penurunan yang cukup drastis. Biasanya tangkapan nelayan mencapai 15 kilogram per hari dan kini turun menjadi hanya 5 kilogram bahkan terkadang tidak ada sama sekali.
"Buaya akan masuk ke jaring apabila melihat ikan di jaring tersebut, setelah berhasil memangsa ikan buaya itu meronta hendak keluar dan mengakibatkan kerusakan pada jaring," ujarnya.
Untuk itu ia berharap pemerintah daerah segera turun tangan mengatasi persoalan tersebut karena kalau terus dibiarkan kehidupan nelayan akan semakin sulit.
"Kalau terus seperti ini penghasilan yang semestinya untuk kehidupan sehari-hari terpaksa untuk membeli alat jaring. Biasanya jaring bisa awet hingga berbulan-bulan, namun sekarang sekali pakai sudah rusak sehingga menjadi beban baru bagi nelayan untuk meningkatkan hasil tangkapan," ujarnya.