Koba, Bangka Tengah (ANTARA) - Wabah mikroba virus corona baru (COVID-19) terus melanda, mendera kehidupan manusia dan merusak berbagai tatanan yang sudah dibangun serta direncanakan secara sempurna.
Sejak virus ini "bergentayangan", membuat ruang gerak dan aktivitas sosial masyarakat menjadi terbatas, sehingga memicu menurunnya produktivitas di berbagai bidang.
Pemkab Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung terus menjaga keseimbangan agar berbagai tatanan bisa berjalan normal di tengah adaptasi normal baru.
Bupati Bangka Tengah, Algafry Rahman menyadari berbagai sektor mengalami degradasi akibat pandemi, tidak hanya persoalan kesehatan tetapi juga aktivitas sosial masyarakat.
Namun demikian, kehidupan tidak boleh memikirkan ilusi tetapi harus mencari solusi untuk bisa bangkit, kuat, bertahan dan bahkan lebih unggul di tengah pandemi.
Ruang digitalisasi sekarang bukanlah sebuah keniscayaan, tetapi sudah menjadi kebutuhan karena sudah menjadi rumah bagi warga untuk berinteraksi dan bersosialisasi.
"Kami sikapi pandemi ini dengan pola dan kebijakan baru, memang tahap awal terasa asing. Tetapi percayalah, belum bisa itu karena belum terbiasa," kata Ayi (panggilan akrab bupati).
Pemkab Bangka Tengah sudah menyiapkan program strategis dalam rangka menjawab era digitalisasi di tengah pandemi yaitu dengan menyediakan rumah internet di seluruh atau 63 desa di daerah itu.
"Ini juga sesuai dengan visi dan misi kami, target kami memang semua desa ada rumah internet gratis bagi warga untuk menjelajahi dunia digitalisasi secara positif," ujarnya.
Semua warga di pelosok desa diupayakan bisa mendapatkan layanan internet gratis dan dimanfaatkan secara positif untuk meningkatkan kreativitas dan produktivitas di tengah pandemi.
Demikian juga dengan pola kerja di pemerintah daerah, semuanya akan mengarah kepada "smart city" yaitu pemanfaatan teknologi digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dalam bekerja.
"Apalagi sekarang ada sebagian ASN yang harus bekerja dari rumah, tentu teknologi digital menjadi ruang kantor bagi mereka untuk bekerja, baik menyelesaikan tugas pokok maupun rapat dan komunikasi secara elektronik dengan atasan," ujarnya.
Mantan Ketua DPRD Bangka Tengah ini berpendapat, rumah internet memiliki manfaat yang luar biasa di tengah pendemi karena fasilitas teknologi itu bisa dimanfaatkan untuk menyapa warga di setiap pelosok desa.
"Bahkan saya juga bisa memantau langsung dari jauh terkait aktivitas dan program pemerintah desa, demikian juga sebaliknya rumah internet bisa menjadi jendela bagi warga untuk bisa melihat dan memantau program pembangunan daerah," kata Ketua DPRD Golkar Bangka Tengah itu.
Gandeng swasta
Bangka Tengah sudah melakukan komunikasi dengan pihak swasta yaitu PT Indonesia Comnets Plus dalam mewujudkan program internet desa yang layanannya menjangkau seluruh desa.
Plt Kepala Dinas Komunikasi, Informatika dan Statistik Bangka Tengah, Erwin David mengatakan untuk tahap awal sudah dipasang jaringan fiber optik (FO) sepanjang 24 kilometer di Kecamatan Sungaiselan, untuk mempermudah warga mendapatkan informasi terkait program pemerintah daerah melalui akses internet.
Pemasangan FO tersebut sepenuhnya diserahkan kepada PT Indonesia Comnets Plus tanpa dibebankan biaya kepada pemerintah daerah.
Pemerintah daerah tidak dibebankan anggaran untuk pembangunan FO tersebut, ini bentuk kontribusi pihak perusahaan saja dalam rangka mendukung program internet desa.
Ia menjelaskan, seluruh masyarakat Sungaiselan sudah bisa mengakses internet tanpa hambatan untuk mendapatkan beragam informasi terkait dengan program pemerintah daerah.
"Bahkan khusus di SDN 21 dan SMPN 3 Sungaiselan diberikan fasilitas layanan internet gratis untuk mendukung kegiatan belajar mengajar," ujarnya.
Namun kata dia, masyarakat umum juga bisa mendapatkan akses internet gratis di dua lembaga pendidikan tersebut.
"Internet gratis bisa didapatkan di SDN 21 dan SMPN 3 Sungaiselan, kalau diluar itu akses internet masih tetap berbayar. Namun setidaknya masyarakat sudah bisa terlayani jaringan internet hingga ke pelosok di Kecamatan Sungaiselan," ujarnya.
Ia juga mengatakan, ke depan pemerintah daerah menargetkan seluruh pelosok desa sudah terlayani jaringan internet tanpa hambatan.
"Pak bupati ingin setiap desa ada rumah internet gratis, tentu ini kita tindak lanjuti dan dikomunikasikan dengan PT Indonesia Comnets Plus untuk progres dan teknisnya," ujarnya.
Ruang digital pelajar
Internet desa juga diproyeksikan menjangkau layanan pendidikan di Bangka Tengah, sebagai fasilitas bagi pelajar dalam belajar dari rumah di tengah pandemi.
Kepala Dinas Pendidikan Bangka Tengah, Iskandar mengatakan belajar sistem dalam jaringan (daring) sampai sekarang terus diperpanjang karena kasus corona terus meningkat.
Program internet desa menurut dia merupakan bagian dari pelayanan publik terutama dunia pendidikan, karena membantu menekan biaya internet kalangan orang tua saat anaknya belajar sistem daring.
"Berbagai kebijakan dunia pendidikan sekarang sudah mengarah digitalisasi, baik di kantor Dinas Pendidikan Bangka Tengah, lembaga pendidikan dan pola belajar mengajar," ujarnya.
Dinas Pendidikan Bangka Tengah saat ini juga mengembangkan perpustakaan digital, dimana sudah mulai berjalan di SMPN 1 Kobs sebagai percontohan yang bekerja sama dengan Dinas Arsip dan Perpustakaan.
"Perpustakaan digital menjadi penunjang bagi pelajar daring untuk mencari bahan-bahan belajar selama pandemi yang bisa diakses secara elektronik," ujar Iskandar.
Pertanian digital
Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, juga berencana mengembangkan sistem pertanian digital, sebagai inovasi terbaru dalam meningkatkan produksi komoditas unggulan.
"Sistem pertanian digital atau digitalisasi pertanian memang harus dicoba sebagai inovasi, jika sudah terwujud program internet desa sebagai pendukungnya," kata Kepala Dinas Pertanian Bangka Tengsh, Sajidin.
Menurut dia, melalui inovasi digital tentu bisa mengontrol aktivitas pertanian terutama terkait dengan komoditas yang kita tanam bisa dikontrol melalui aplikasi elektronik, baik itu masa tanam, perawatan, pemupukan dan bahkan ancaman hama bisa diketahui melalui aplikasi digital.
"Tentu membutuhkan perangkat yang memadai untuk mewujudkan digitalisasi pertanian di antaranya saluran internet yang memadai dan perangkat lainnya berupa kabel optik yang terkoneksi ke area perkebunan," ujarnya.
Selain itu juga harus dipersiapkan sumber daya manusia yang ahli di bidang tersebut, termasuk menyediakan tenaga penyuluh khusus memiliki kecakapan di bidang digitalisasi pertanian.
Menurut Sajidin, pertanian digital juga bisa menyasar pemasaran produk pertanian secara online yang nanti bekerja sama dengan Disperindagkop Bangka Tengah.
"Kalau ingin maju memang harus mengusai teknologi dan berinovasi dalam teknologi digitalisasi untuk kepentingan pertanian," ujarnya.