Jakarta (ANTARA) - Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan komitmennya untuk mendorong BUMN mendukung para pekerja migran Indonesia.
Erick Thohir mengapresiasi langkah Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) bekerjasama dengan Bank BNI untuk memberikan kemudahan kepada pekerja migran Indonesia melalui program pembebasan biaya bagi pekerja migran Indonesia mendapatkan fasilitas kredit usaha rakyat dan kredit tanpa agunan.
"Pekerja migran itu adalah aset daripada kita semua. Oleh karena itu saya antusias sejak awal, saya memastikan seluruh jajaran di Kementerian BUMN dan tentu perusahaan-perusahaan BUMN untuk bisa menjadi ekosistem daripada kerjasama ini," ujar Erick saat menghadiri peluncuran program pembebasan biaya bagi pekerja migran Indonesia melalui Kredit Usaha Rakyat dan Kredit Tanpa Agunan di Jakarta, Kamis malam.
Menurut Erick, perusahaan-perusahaan milik negara saat ini memberikan dukungan kepada pekerja migran Indonesia yang salah satunya terlihat pada fasilitas bagi kedatangan pekerja migran di Angkasa Pura melalui jalur khusus, sehingga pekerja migran Indonesia tidak lagi perlu menunggu. Kemudian ada juga fasilitas "lounge" khusus agar mereka tidak diperas oleh oknum-oknum tak bertanggung jawab.
Menteri BUMN menambahkan bahwa Kementerian BUMN dan perusahaan-perusahaan BUMN tugasnya selalu memberikan dukungan terhadap banyak kementerian atau lembaga negara, karena pihaknya itu membangun ekosistemnya.
"Dan tentu terus bergulir dengan ide-ide luar biasa yang juga hari ini sama, bagaimana pada saat pekerja migran Indonesia pergi dijaga, keluarganya ditinggal dijaga, dan InsyaAllah ada terobosan lagi ke depan bagaimana juga para pekerja migran ke depannya juga bisa mendapatkan kehidupan yang juga bagus setelah tidak jadi pekerja migran yaitu dengan sistem yang nanti akan kita diskusikan di kemudian hari," kata Erick Thohir.
Sebelumnya Kepala Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Rhamdani mengatakan bahwa BP2MI dan bank BNI pada Kamis malam (12/8) meluncurkan program Kredit Usaha Rakyat dan Kredit Tanpa Agunan yang regulasinya sedang dibahas secara serius.
"Pinjaman ini diberikan justru di awal kepada pekerja migran Indonesia, beda dengan dulu diberikan di akhir. Jika diberikan di awal maka benar uang yang digunakan oleh pekerja migran Indonesia benar-benar untuk modal bekerja dan untuk membiaya semua tahapan serta proses sebelum mereka berangkat ke negara penempatan," kata Benny.
Kepala BP2MI itu juga menambahkan dulu pekerja migran Indonesia dibebani bunga kredit 28,8 persen, BNI memberlakukan hanya dengan bunga 11 persen. Artinya hal tersebut memangkas 17 persen bunga yang selama ini menjadi ladang pesta pora para rentenir.
Dulu pekerja migran Indonesia dan keluarganya menjadi jaminan atas uang pinjaman atau kredit tersebut, sekarang pekerja migran Indonesia atas pinjaman tersebut tidak lagi menjadi penjamin karena negara hadir melalui asuransi Jasindo, BUMN asuransi yang menjamin segala risiko atas pinjaman-pinjaman yang dilakukan oleh pekerja migran Indonesia.
"Hari ini kita ingin nyatakan selamat tinggal para rentenir, selamat berakhir atas pesta pora kalian yang selama ini menjadikan pekerja migran Indonesia sebagai sandera. Dan selamat datang era baru negara hadir memberikan perlakuan hormat dan memuliakan warga negaranya yakni para pekerja migran Indonesia," kata Kepala BP2MI Benny Rhamdani.
Kepala BP2MI itu juga mengapresiasi dukungan dari Menteri BUMN Erick Thohir dan BUMN-BUMN, mengingat kerja-kerja BP2MI dalam hal memberikan perlindungan dan pelayanan kepada para pekerja migran Indonesia didukung sepenuhnya oleh Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN-BUMN.