Pangkalpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan menjadikan Gerakan Pembumian Pancasila (GPP) sebagai wadah memperkokoh dalam mengimplementasikan dan mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila di masyarakat daerah itu.
"Kami sangat berharap banyak GPP ini harus menjadi wadah, bagaimana ideologi Pancasila ini dapat memberikan nilai-nilai tambah untuk memperkokoh persatuan negara Republik Indonesia," kata Erzaldi Rosman Djohan saat membuka seminar pembumian Pancasila secara virtual di Pangkalpinang, Sabtu.
Ia mengatakan saat ini sudah ada gerakan-gerakan yang ingin mengganggu kepancasilaan ini sudah sangat jelas ada, tetapi mereka bergerak secara diam-diam dan sudah kewajiban kita semua untuk mencegah gerakan yang ingin menghancurkan dan menjauhkan Indonesia dari ideologi Pancasila.
"Kelompok-kelompok ini melakukan gerakan secara malu-malu dan kita tidak harus menyambut gerakan ini secara malu-malu atau tidak jelas tetapi harus tegas menindak orang-orang yang ingin merusak nilai-nilai Pancasila di masyarakat," katanya.
Menurut dia sekarang saat ini, kita untuk memperkuat dan memperkokoh NKRI, sebagai langkah untuk menebarkan nilai-nilai Pancasila dengan sebaik-baiknya.
"Kita menyakini Pancasila ini sudah menyatu dalam kehidupan dan berbangsa kita. Sepanjanga Republik Indonesia ini berdiri dan tentunya tantangan serta ujian silih berganti terhadap Pancasila yang sangat berat dan sejarah membuktikan hal itu," ujarnya.
Ia merasakan saat ini kebanyakan sejarah-sejarah berkenaan perjuangan bangsa ini semakin jauh dari generasi muda, sementara negara-negara kuat lainnya seperti Amerika, China, Korea dan lainnya semakin menggemakan sejarah-sejarah perjuangan bangsa mereka ke generasi mudanya.
"Saya rasa GPP harus meniru apa yang dilakukan negara-negara kuat ini dalam mengimplementasi dan mengaktualisasikan sejarah-sejarah bangsa ini kepada generasi penerus bangsa ini," katanya.
Ketua DPD GPP Provinsi Kepulauan Babel Abdul Rasyid Saliman sangat mendukung masukan Gubernur Kepulauan Babel untuk menggencarkan gerakan Pancasila di masyarakat.
"Di tengah pendemi ini, telah terjadi degradasi nilai-nilai Pancasila di masyarakat Indonesia khususnya Babel," katanya.