Sungailiat, Bangka (ANTARA) - Pemakaman Syekh Cermin Jati atau Syarief Abdurrahman merupakan destinasi wisata religi di wilayah administrasi Desa Tiang Tarah Kecamatan Bakam, Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menjadi edukasi sejarah penyebaran Islam Tanah Air.
Camat Bakam, Al Imran melalui pesan elektronik Selasa mengatakan, pemakaman Syekh Cermin Jati ditetapkan sebagai destinasi wisata religi karena salah satu tempat sejarah yang mempunyai latar belakang sejarah dalam penyebaran Islam di Tanah Air dan pulau Bangka,
Sejarah masuknya Islam di pulau Bangka tak lepas dari peran Syarief Abdurrahman atau yang lebih dikenal dengan nama Syekh Cermin Jati dan keturunannya. Cermin Jati adalah anak dari Fatahillah Khan atau Maulana Fadillah yang merupakan keturunan orang Arab dari suku Hadromaut Yaman yang menikah dengan Tubagus Pasai wanita Pribumi asal Mapur yang berada di Utara Pulau Bangka.
Dimulai dari perjalanan expedisi jihad Pati Unus dan Praiurit Demak ke Malaka yang singgah ke Bangka pada pertengahan abad ke 15 yang dilakukan oleh sang ayah seperti yang diungkap oleh seorang peneliti sejarah dan penulis buku Korpus Mapur dalam Islamisasi Bangka Teungku Sayid Diki.
Ekspedisi jihad Pati Unus I itu kan tahun 1513 M, yang dipimpin oleh Adipate Unus. Adipati pergi dari Cirebon mau menyerang Portugis di Malaka. Pelayarannya dari Jawa, tanah Bangka, baru ke daerah Malaka melewati perairan Mapur. Adapati Unus sengaja melewat perairan itu untuk menyerang Portugis di Malaka.
Jejak Syekh Cermin Jati kini bersemayam abadi dan menjadi salah satu cagar budaya di Kabupaten Bangka Provinsi Bangka Belitung, makan tersebut kondisinya cukup baik berkat perawatan yang dilakukan oleh keturunannya.
"Makam Syekh Cermin Jati yang berjarak kurang lebih 45 kilometer dari pusat Kota Sungailiat tidak hanya sebangai tempat wisata namun sebagai sarana edukasi sejarah bagi generasi muda sekarang" ujarnya.
Pemerintah Desa Tiang Tarah kata Al Imran, sejak tahun 2019 membuat jalan setapak guna mempermudah akses pengunjung atau para peziarah, tahun 2020 dilanjutkan dengan pengembangan perluasan area parker disekitar makam agar kendaraan penziarah tindak menganggu aktivitas kendaraan jalan raya, mengingat letak pemakaman tersebut tidak jauh dari jalan raya Bakam – Mentok Bangka Barat.
“Saya berharap warisan sejarah wisata religi dapat terjaga kelestarian melalui penguatan sinergitas antara masyarakat dan pemerintah sehingga memberikan dampak positif pada aspek sosial ekonomi masyarakat,” kata Al Imran.