Pangkalpinang (Antara Babel) - Pedagang daging ayam di pasar-pasar di Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengandalkan pasokan dari peternak lokal karena warga mulai banyak yang mencoba mengembangkan usaha ternak ayam potong di daerah itu.
"Saat ini pasokan dari peternak lokal cukup untuk memenuhi permintaan konsumen, jadi tidak perlu memasok daging dari luar daerah untuk menambah persediaan," kata seorang pedagang, Heru di Pangkalpinang, Jumat.
Ia mengatakan, permintaan daging ayam masih didominasi pengusaha rumah makan, sedangkan harga masih bertahan stabil. Harga kemungkinan akan mengalami kenaikan tiga atau dua hari menjelang Idul Fitri.
"Sudah lewat sepekan Ramadhan permintaan masih tetap didominasi pengusaha rumah makan. Harga daging ayam ras yang sudah dibersihkan bertahan Rp30 ribu per kilogram, sedangkan harga daging ayam ras kotor Rp25 ribu per kilogram. Selain itu kami juga menjual hati ayam dengan harga Rp2 ribu dan kaki ayam Rp15 ribu per kilogram," ujarnya.
Menurut dia, sepekan Ramadhan permintaan dari ibu rumah tangga bahkan cenderung menurun karena daya beli melemah seiring harga kebutuhan pokok yang naik.
"Semoga saja perekonomian warga membaik setelah Lebaran nanti seiring harga kebutuhan pokok banyak yang stabil. Kami juga akan tetap menjaga stok daging ayam agar tidak terjadi kelangkaan yang dapat berdampak terhadap pelonjakan harga," ujarnya.
Demikian pula dengan Anton seorang pedagang lainnya yang mengaku juga mengandalkan pasokan daging ayam dari peternak lokal.
Menurut dia, kecukupan pasokan lokal yang dapat memenuhi kebutuhan konsumen menguntungkan bagi pedagang karena ongkos kirim lebih kecil dibandingkan memasok dari luar daerah.
"Jika memasok dari luar daerah ongkos kirim pasti lebih mahal, selain itu dikhawatirkan ayam banyak yang sakit dan akhirnya mati, sehingga pedagang mengalami kerugian," ujarnya.