Koba, Babel (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, menggencarkan program percepatan peningkatan populasi sapi potong untuk mewujudkan swasembada daging sapi berkelanjutan.
"Program ini merupakan salah satu upaya untuk mencapai ketahanan pangan sekaligus mendukung Program Makan Bergizi Gratis (MBG) pemerintah pusat," kata Bupati Bangka Tengah Algafry Rahman di Koba, Rabu.
Pemkab Bangka Tengah melakukan beberapa langkah untuk percepatan program tersebut di antaranya melalui penyediaan hijauan pakan ternak secara berkelanjutan, karena pakan merupakan kebutuhan esensial bagi ternak.
Berdasarkan data Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Bangka Tengah, populasi sapi saat ini tercatat 6.983 yang tersebar di enam kecamatan baik yang dikelola perorangan maupun kelompok.
Program percepatan yang dijalankan pemerintah daerah diharapkan dapat terus menambah jumlah tersebut sehingga mampu memenuhi kebutuhan daging sapi secara mandiri.
Pemkab Bangka Tengah saat ini, juga melibatkan empat kelompok tani di Desa Lubuk Pabrik, yakni Argo Sedio, Barokah, Maju Jaya, dan Jaya Makmur, dengan total populasi sapi mencapai 81 ekor.
Menurut Algafry, upaya kelompok tani tersebut dalam mengembangkan populasi sapi patut diapresiasi dan bisa menjadi contoh bagi peternak lain.
"Saya juga sudah menggendong sapi hasil pengembangan dari teman-teman di sini. Hal ini patut ditiru agar pengembangan sapi potong semakin baik," ujarnya.
Kegiatan pelayanan peternakan itu juga mencakup panen silase yang diproduksi 13 hari lalu, pemeriksaan kesehatan hewan, pemeriksaan reproduksi dan kebuntingan sapi, pemberian obat cacing dan vitamin, serta konsultasi peternakan dengan petugas teknis.
Pemerintah daerah setempat akan terus memberikan dukungan fasilitas untuk peternak.
"Minimal fasilitas yang ada di sini akan kita tambah dan segera ditindak lanjuti," katanya
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Bangka Tengah Dian Akbarini, mengatakan sekitar 68 hingga 70 persen biaya produksi usaha peternakan berasal dari pakan, sehingga pengetahuan peternak tentang manajemen pakan menjadi kunci keberhasilan.
"Istilah good feed for good food atau pakan yang baik untuk pangan yang baik menjadi acuan penting dalam menghasilkan pangan yang aman," kata Dian.
Tantangan peternak rakyat saat ini, kata dia, keterbatasan hijauan pakan saat musim kemarau, sehingga solusinya dengan mengawetkan hijauan pada musim hujan melalui fermentasi menjadi silase.
