Pangkalpinang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menggandeng Holding BUMN Industri Pertahanan atau Defend ID berinvetasi mengelola logam tanah jarang, guna meningkatkan pertumbuhan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat daerah itu.
"Kami yakin dengan kerja sama dengan manajemen yang baik, masyarakat akan lebih terberdayakan dan sejahterah," kata Gubernur Kepulauan Babel Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Selasa.
Ia mengatakan Bangka Belitung sebagai penghasil bijih timah nomor dua terbesar dunia, memiliki potensi pengembangan industri logam tanah jarang yang merupakan mineral ikutan bijih timah untuk industri pertahanan sangat berprospek di Indonesia.
"Dari 13 mineral ikutan bijih timah ini, ada kandungan yang bisa dijadikan bahan untuk teknologi cat anti radar dan lainnya," ujarnya.
Menurut dia Indonesia kaya dengan potensi mineral logam tanah jarang yang cukup tinggi, termasuk di Babel. Namun demikian pemanfaatannya masih belum berkembang dan hingga kini belum ada regulasi spesifik yang mengatur tentang penggunaan jenis komoditas tersebut.
"Logam tanah jarang berpotensi menjadi bahan baku di berbagai industri, seperti pertahanan, kesehatan, hingga energi listrik dan diharapkan agar pemerintah secepatnya dibuatkan regulasi untuk memudahkan investasi akan pemanfaatan logam mineral ikutan pertambangan timah ini," katanya.
Ia menegaskan sudah saatnya kita menghentikan mengekspor bahan mentah dan mulai melakukan hilirisasi industri di tanah air, untuk meningkatkan nilai tambah produk tersebut.
"BUMN harus memberikan manfaat, jangan sampai peluang ini diambil negara lain," katanya.
Direktur Strategi Bisnis dan Portofolio Linus Andor Mulana Sijabat mengatakan dengan dimulainya kerja sama antara Pemprov Babel dan PT SEI selaku anak perusahaannya dalam pemanfaatan energi terbarukan yang bertujuan untuk memberikan kesejahteraan masyarakat.
Ia menjelaskan PT Len Industri saat ini tergabung Defend ID (Defence Industry Indonesia) terdiri dari PT Len Industri (Persero) sebagai induk holding, dan PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, PT PAL Indonesia, serta PT Dahana sebagai anggota holding, guna mempercepat kemandirian industri pertahanan Indonesia yang maju, kuat dan berdaya saing, sehingga peluang untuk pemanfaatan mineral ikutan dari logam tanah jarang sangat penting.
"Kita harus yakin memberikan kontribusi maksimal kepada masyarakat, bangsa, dan negara kita, termasuk untuk masyarakat Babel," tutupnya. **1**